Coccinella repanda Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) adalah salah satu predator penting dalam pengendalian hama pada tanaman cabai. Hanya saja informasi tentang biologi, demografi dan tanggap fungsional predator tersebut masih sedikit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi C. repanda dengan mempelajari biologi, demografi dan tanggap fungsional pada beberapa spesies kutudaun hama utama tanaman cabai. Pengamatan biologi dan demografi menggunakan 5 ulangan, dengan masing-masing ulangan diperlakukan satu pasang C. repanda. Pengamatan preferensi dan kemampuan memangsa C. repanda pada beberapa mangsa yang berbeda menggunakan rancangan faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah pemaparan mangsa dengan kerapatan yang berbeda dan faktor kedua jenis mangsa yang berbeda. Data dianalisis dengan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Tests (DNMRT) pada taraf 5%. Masa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Hasil penelitian memperlihatkan masa perkembangan C. repanda yakni 31,02 ± 4,73 hari. Selama hidupnya imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 90,44 ± 14,38 butir. Parameter demografi C. repanda adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; populasi berlipat ganda (DT) selama 1,51 hari. Laju pemangsaan C. repanda berbeda tidak nyata pada tiga jenis mangsa yang dipaparkan. Begitu juga hasil analisis regresi logistik terungkap bahwa C. repanda dimana pada mangsa A. gossypii, A. craccivora dan M. persicae tergolong pada tanggap fungsional tipe I. Hasil ini menunjukkan bahwa C. repanda dapat dikategorikan sebagai agens kontrol biologis yang efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi pengendalian hama secara hayati pada tanaman cabai.