“…Penelitian-penelitian sebelumnya telah membahas kebijakan stock split terkait dengan kondisi-kondisi yang terjadi dalam perusahaan seperti harga saham (Puspita & Yuliari, 2019;Pratiwi et al, 2020), likuiditas (Hadiwijaya & Widjaja, 2018;Adisetiawan & Atikah, 2018;Bagaskoro et al, 2019;Burnwal & Rakshit, 2019), tingkat pengembalian (Adisetiawan & Atikah, 2018;Hadiwijaya & Widjaja, 2018;Puspita & Yuliari, 2019;Nurdin & Abdani, 2020;Tanoyo, 2020), volume perdagangan (Prijati & Rachmawati, 2019, Tanoyo, 2020, pemberian sinyal perusahaan (Boermawan & Siregar, 2013;Paramitha, 2019;Cui et al, 2020) dan manajemen laba (Boermawan & Siregar, 2013;Yagüe et al, 2009;Chan et al, 2019) Walaupun terdapat adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham dalam menjalankan perusahaan (Thakur, 2021), motif-motif manajer dalam melakukan stock split penting untuk diketahui. Stock split menunjukkan bahwa manajer memiliki kinerja operasi dan kinerja pasar yang baik, sehingga manajer berani mengambil kebijakan tersebut.…”