2016
DOI: 10.14260/jemds/2016/209
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Does Thin Endometrium in Infertile Women Indicate Genital Tuberculosis?

Abstract: BACKGROUNDFemale genital tuberculosis (FGTB) primarily an asymptomatic disease, is one of the most important causes of female infertility in developing countries. The diagnosis of GTB has been a challenge. In recent years, polymerase chain reaction (PCR) technique has evolved as a useful and rapid technique for the diagnosis of GTB, but this method has some limitations. Ultrasound of the endometrium is easy to perform and therefore the imaging modality of choice in a clinical setting, however its role in diagn… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 9 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Peneliti sebelumnya telah mengembangkan alat pengukuran gula darah non-invasive, menggunakan potensiometer sebagai fungsi level kadar gula darah, namun belum diujikan langsung kepada pengguna, sehingga belum diketahui tingkat akurasinya [3]. Penelitian lain menggunakan Near Infrared Spectroscopy sebagai sensor pembacaan gula darah telah dilakukan dengan pengujian langsung kepada pengguna, namun jumlah sampel masih perlu diperbanyak dan belum tersedianya fitur database yang dapat menyimpan rincian data sensor [4], [5], dan [6]. Perancangan dengan metoda yang sama (Near Infrared Spectroscopy) juga dilakukan oleh Haryono, dan Hambali, namun masih mengabaikan kondisi tempat pengujian, sehingga keakuratannya masih perlu di tingkatkan lagi mengingat kondisi cahaya pada saat pengukuran juga berpengaruh terhadap hasil pembacaan sensor [7].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peneliti sebelumnya telah mengembangkan alat pengukuran gula darah non-invasive, menggunakan potensiometer sebagai fungsi level kadar gula darah, namun belum diujikan langsung kepada pengguna, sehingga belum diketahui tingkat akurasinya [3]. Penelitian lain menggunakan Near Infrared Spectroscopy sebagai sensor pembacaan gula darah telah dilakukan dengan pengujian langsung kepada pengguna, namun jumlah sampel masih perlu diperbanyak dan belum tersedianya fitur database yang dapat menyimpan rincian data sensor [4], [5], dan [6]. Perancangan dengan metoda yang sama (Near Infrared Spectroscopy) juga dilakukan oleh Haryono, dan Hambali, namun masih mengabaikan kondisi tempat pengujian, sehingga keakuratannya masih perlu di tingkatkan lagi mengingat kondisi cahaya pada saat pengukuran juga berpengaruh terhadap hasil pembacaan sensor [7].…”
Section: Pendahuluanunclassified