Keywords: Spice Route, Archaeology, MalukuAbstrak Jalur rempah kembali menjadi salah satu isu yang mengemuka dalam diskusi sejarah budaya Nusantara setahun terakhir. Dimana wacana yang mengemuka umumnya masih mengamati keberadaan jalur rempah sebagai jejaring yang dibentuk oleh sejarah kontak dan interaksi dengan para penjelajah dari Asia Barat; Tiongkok dan terutama para pendatang Eropa. Hampir tak ada diskusi yang mencoba mengamati kemungkinan tumbuh kembang jalur niaga ini di era yang jauh lebih awal. Termasuk di Kepulauan Maluku. Makalah ini mencoba mengamati proses pembentukan jaringan niaga dan perdagangan rempah serta aneka komoditi eksotik di masa prasejarah dan awal sejarah di Kepulauan Maluku dari sudut pandang studi arkeologi. Pendekatan yang digunakan adalah kajian pustaka. Hasil kajian menemukan bahwa jaringan niaga dan pertukaran di Maluku telah dibentuk semenjak masa prasejarah sebagaimana ditunjukkan oleh ragam hasil penelitian arkeologi.Kata kunci: Jalur Rempah, Arkeologi, Maluku
PENDAHULUANSelama ini diskusi akademis tentang jalur rempah cenderung melekat pada gagasan bahwa tumbuh kembang jejaring niaga ini bertautan dengan kontak dan interaksi dengan para musafir dari Asia Barat, penjelajah Tiongkok dan terutama para pendatang Eropa. Pandangan ini sepertinya telah sedemikian melekat, sehingga gagasan tentang jalur rempah dan gelombang kedatangan orang-orang Eropa di Nusantara ibarat dua sisi yang menyatu pada keping mata uang.Benar kiranya, bahwa ekonomi rempah adalah gerbang bagi kontak dan interaksi dengan para pendatang Eropa, yang kemudian bermuara pada kolonialisme di Nusantara. Sudah pada tempatnya pula, keberadaan pemahaman bahwa jejaring niaga ini telah berkembang sebelum orang-orang Eropa tiba, ketika para pedagang dari Asia Barat dan Tiongkok datang ke Nusantara.