2018
DOI: 10.32584/jpi.v2i2.49
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dukungan Keluarga Dan Masyarakat Terhadap Konsep Diri Siswa Tunagrahita

Abstract: AbstrakKeluarga dan masyarakat belum paham mengenai kecacatan yang dialami oleh siswa tunagrahita sehingga terdapat stigma bahwa siswa tunagrahita sebagai orang cacat yang tidak bisa mandiri dan memiliki kemampuan intelektual rendah. Stigma tersebut dapat mempengaruhi persepsi siswa tunagrahita terhadap  konsep diri mereka sehingga cenderung negatif. Penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan desain deskriptif korelasi bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga dan masyarakat terhadap ko… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2020
2020
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 7 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam menjalankan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga perlu mendapatkan perhatian dalam pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan kemampuan sosial. 1 Badan Kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kejadian Intellectual Disability berat berkisar antara 1-3% dari seluruh populasi dan hampir 3 % mempunyai IQ di bawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan, karena 0,1 % dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam menjalankan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga perlu mendapatkan perhatian dalam pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan kemampuan sosial. 1 Badan Kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kejadian Intellectual Disability berat berkisar antara 1-3% dari seluruh populasi dan hampir 3 % mempunyai IQ di bawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan, karena 0,1 % dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Keluarga memiliki peranan penting dalam mengasuh anak tunagrahita. Keluarga membutuhkan dukungan berupa informasi maupun keuangan karena merawat anak dengan kecacatan intelektual membutuhkan perawatan dan biaya lebih dalam kehidupan seharihari (Kalen, 2018). Dukungan keluarga dan pola asuh berpengaruh terhadap perkembangan sosialisasi anak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Anak tunagrahita sering mengalami beberapa persoalan akibat keterbelakangan mental yang mereka alami, anak sering dikucilkan atau mengalami deskriminasi, penolakan dari lingkungan, dan sering dianggap rendah oleh orang lain. Anak tunagrahita sering mengalami ketidakpercayaan diri dan kadang menarik diri dari lingkungan (Kelen & Pasaribu, 2018). Anak tunagrahita cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding anak normal pada umumnya (Biggs & Carter, 2016).…”
unclassified
“…Anak dengan tunagrahita sering mengalami beberapa persoalan akibat keterbelakangan mental yang mereka alami, diantaranya adalah anak sering dikucilkan atau mengalami deskriminasi, penolakan dari lingkungan, dan sering dianggap rendah oleh orang lain. Anak tunagrahita sering mengalami ketidakpercayaan diri dan kadang menarik diri dari lingkungan (Kelen & Pasaribu, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taheri dan Perry (2016), diperoleh bahwa anak tunagrahita memiliki tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan relatif rendah dan kurang dalam upaya pengembangan hubungan sesama teman sebaya (peers).…”
unclassified