Struktur komunitas kumbang cerambycid di suatu kawasan berkaitan dengan heterogenitas tumbuhan berkayu. Kawasan Cagar Alam Pangandaran merupakan hutan yang berbentuk semenanjung yang memiliki komunitas hewan dan tumbuhan yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan kelimpahan kumbang cerambicid di kawasan Cagar Alam Pangandaran. Perangkap cabang tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus) dan awar-awar (Ficus septica) digunakan untuk koleksi kumbang. Perangkap ini diikatkan pada cabang pohon atau batang kayu pada ketinggian sekitar 1,5 m dari permukaan tanah. Pemasangan perangkap dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam dan Cagar Alam masing-masing 2 lokasi. Koleksi sampel kumbang dilakukan dengan metode beating. Dalam penelitian ini dikoleksi 574 individu kumbang cerambycid yang termasuk dalam 1 subfamili, 8 tribe, 12 genus, dan 20 spesies. Keanekaragaman spesies kumbang tertinggi ditemukan di Taman Wisata Alam-1 (H’ = 2,09, E = 0,74), diikuti Cagar Alam-2 (H’ = 1,75, E = 0,68), Taman Wisata Alam-2 (H’ = 1,70, E = 0,71), dan Cagar Alam-1 (H’ = 1,52, E = 0,69). Spesies kumbang yang ditemukan dengan kelimpahan tinggi ialah Sybra binotata Gahan (229 individu), Nyctimenius javanus (74 individu), Atimura bacillina Pascoe (67 individu), dan Acalolepta rusticatrix (Fabricius) (45 individu). Jumlah individu kumbang yang diperoleh dengan perangkap Artocarpus (342 individu) lebih banyak dibandingkan dengan perangkap Ficus (232 individu). Dalam penelitian ini juga teridentifikasi tujuh spesies kumbang endemik pulau Jawa, yaitu Myagrus javanicus Breuning, Cacia curta Breuning, Sybra obliquefasciata Breuning, Sybra fuscotriangularis Breuning, Pterolophia triangularis Breuning, N. javanus, dan Exocentrus artocarpi Fisher.