Hepatitis B kronik merupakan penyakit infeksius dengan variabel yang kompleks untuk menggambarkan kerusakan hati. Kerusakan hati dapat diketahui melalui pemeriksaan LSM (Liver Stiffness Measurement) dengan alat fibroscan. Namun, kondisi penderita meliputi status degeneratif, biologis, organik, dan virulensi penyakit dapat menggambarkan bagaimana kerusakan hati yang sedang terjadi. Studi ini bertujuan untuk menelusuri hubungan usia, jenis kelamin, SGOT, SGPT, HBV DNA kuantitatif terhadap kekakuan hati pada penderita hepatitis B kronik. Metode analitik dalam studi ini adalah analitik deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang. Data berasal dari rekam medik Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie dengan subjek penelitian sebanyak 49 penderita hepatitis B kronik yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, SGOT, SGPT, HBV DNA kuantitatif dan LSM (Liver Stiffness Measurement). Analisis statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman’s dan Mann-Whitney dengan nilai kemaknaan p < 0,05. Uji statistik menunjukkan terdapat korelasi positif pada usia (r = 0,323, p = 0,024), SGOT (r = 0,483, p < 0,001), SGPT (r = 0,439, p = 0,002), dan korelasi negatif pada log HBV DNA kuantitatif (r = -0,336, p = 0,018). Tidak terdapat perbedaan signifikan pada jenis kelamin dengan tingkat kekakuan hati (p = 0,622). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara usia, SGOT, SGPT terhadap tingkat kekakuan hati, hubungan negatif antara HBV DNA kuantitatif terhadap tingkat kekakuan hati, dan tidak terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dengan perempuan terhadap tingkat kekakuan hati.