Artikel ini membahas tentang konflik sosial yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama di Pulau Saparua, Maluku, yang disebabkan oleh kecemburuan sosial, persaingan hak kepemilikan tanah, dan konflik antara generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan cosmologi negeri masyarakat pulau sebagai bentuk resiliensi sosial dalam upaya pengelolaan konflik dan pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Negeri Haria dan Negeri Porto, dengan fokus pada konflik antara keduanya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka sebagai teknik pengumpulan data. Sebanyak 15 informan, termasuk Raja Negeri, Saniri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Agama dari kedua negeri, terlibat dalam penelitian ini karena peran langsung mereka dalam konflik dan proses penyelesaiannya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kosmologi negeri menjadi landasan nilai sosial yang mendalam dalam masyarakat Pulau Saparua. Nilai ini tercermin dalam upaya penyelesaian konflik melalui tugu perdamaian, ritual agama, dan kebudayaan. Kosmologi negeri juga berfungsi sebagai resiliensi sosial, memainkan peran penting dalam pengelolaan konflik dan pembangunan berkelanjutan di Pulau Saparua, khususnya di Negeri Haria dan Negeri Porto. Artikel ini memberikan kontribusi pemahaman baru tentang bagaimana nilai-nilai lokal dapat menjadi landasan penting dalam memahami dan mengatasi konflik sosial untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.