Early Diagnosis of Breast Cancer

Abstract

Early-stage cancer detection could reduce breast cancer death rates significantly in the long-term. The most critical point for best prognosis is to identify early-stage cancer cells. Investigators have studied many breast diagnostic approaches, including mammography, magnetic resonance imaging, ultrasound, computerized tomography, positron emission tomography and biopsy. However, these techniques have some limitations such as being expensive, time consuming and not suitable for young women. Developing a high-sensitive and rapid early-stage breast cancer diagnostic method is urgent. In recent years, investigators have paid their attention in the development of biosensors to detect breast cancer using different biomarkers. Apart from biosensors and biomarkers, microwave imaging techniques have also been intensely studied as a promising diagnostic tool for rapid and cost-effective early-stage breast cancer detection. This paper aims to provide an overview on recent important achievements in breast screening methods (particularly on microwave imaging) and breast biomarkers along with biosensors for rapidly diagnosing breast cancer.

Effect of Open-Ended Coaxial Probe-to-Tissue Contact Pressure on Dielectric Measurements

“…They offer files with dielectric properties for specific tissue types, where each of these files is an average dielectric model based on submitted literature data. This can improve the theoretical models and the design of sensors and/or applicators in different dielectric-based medical applications, e.g., dielectric imaging [3,4], hyperthermia [5,6], and ablation [7,8]. However, inaccuracies or errors in the submitted literature data can directly impact the sensitivity and effectiveness of these applications [9].…”

Pilihan Pengobatan Pasien Kanker Payudara Masa Kemoterapi: Studi Kasus

“…Tambahan definisi tentang terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Potter & Perry, 2009). Selain itu, CAM diartikan sebagai suatu bentuk penyembuhan yang bersumber dari berbagai sistem, modalitas dan praktek kesehatan, baik yang didukung secara teori maupun dari kepercayaan (WHO, 2017;Wang, 2017).…”

“…Maka terapi alternatif adalah penggunaan terapi diluar sistem konvensional. Meskipun terapi alternatif meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali yang dilakukan pasien saat pemilihan pengobatan awal adalah terapi alternatif menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis (Wang, 2017).…”

“…Terlebih lagi, pasien dan keluarga seringkali tida memahami pentingnya deteksi dini kanker payudara atau jika penyakit sudah berada pada kondisi lanjut. Mereka juga mengalami kesulitan untuk memutuskan terapi, apakah menggunakan terapi modern atau terapi komplementer (Anggraeni, Ngatimin, & Arsin, 2012;WHO, 2017;Wang, 2017).…”

“…Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah perawat untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau media penyembuh pasien dari masalah kesehatan (WHO, 2017). Pengertian terapi komplementer dalam hal ini adalah terapi yang digunakan bersama-sama dengan terapi medis konvensional (Wang, 2017). Terapi komplementer, diantaranya adalah pengobatan herbal.…”