Latar belakang. Kadar interleukin 6 (IL-6) dan C-reactive protein (CRP) meningkat pascabedah. Peningkatan kadar CRP diinduksi oleh IL-6. Peningkatan kadar keduanya berhubungan dengan lama pembedahan, tetapi penelitian lain mendapatkan luas trauma jaringan yang lebih berpengaruh. Jenis pembedahan bedah perut berhubungan dengan transient endotoksemia. Endotoksemia akan meningkatkan kadar IL-6 secara signifikanTujuan. Mengetahui apakah terdapat perbedaan respon fase akut berupa kadar IL-6 dan CRP pada pascabedah bedah saraf dan bedah perut.Metode. Penelitian analitik observasional dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu RS Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Kariadi, dan RSUD Dr. Moewardi pada Januari 2014-Juni 2014. Pemeriksaan darah CRP dan IL-6 dilakukan pada hari ke-1 dan ke-5 pascabedah di laboratorium. Dilakukan pencatatan usia, jenis kelamin, lama pembedahan, jumlah perdarahan, dan skor ASA serta penilaian status nutrisi prabedah. Analisis data menggunakan Program SPSS versi 17.0, analisis parametrik menggunakan uji t tidak berpasangan. Apabila syarat tidak terpenuhi digunakan metode uji Mann-Whitney.Hasil. Terdapat 30 subjek selama kurun waktu penelitian, sebagian besar jenis operasi adalah bedah saraf (56%) dan bedah perut (38%). Median kadar IL-6 pada hari ke-1 pascabedah perut 156 pg/mL dan bedah saraf 88 pg/mL (p>0,05), sedangkan median kadar IL-6 hari ke-5 pascabedah berturut-turut 22 pg/mL dan 14 pg/mL (p>0,05). Median kadar CRP hari ke-1 pascabedah didapatkan lebih tinggi pada jenis bedah perut 25 mg/L, sedangkan pada bedah saraf 10 mg/dL. Sementara itu, median kadar CRP pada hari ke-5 pascabedah masing-masing 17 mg/dL dan 9 mg/dL (p>0,05)Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna respon fase akut bedah saraf dan bedah perut baik berupa peningkatan kadar IL-6 maupun kadar CRP pada hari ke-1 dan ke-5 pascabedah.