Keberadaan hutan mangrove di pesisir selatan kota Yogyakarta, kawasan hutan Baros, Bantul turut serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pengembangan kawasan tujuan wisata semakin digalakkan dengan menggerakkan sarana dan prasarana pendukung, seperti usaha perjalanan, hotel dan rumah makan serta industri-industri kerajinan, makanan khas dan tradisional. Sementara itu, hutan mangrove menghasilkan berbagai macam buah mangrove, salah satunya adalah buah siapi-api (Avicenna marina). Buah ini memiliki potensi untuk diolah sebagai bahan pangan seperti yang telah dilakukan oleh beberapa kawasan hutan mangrove lainnya di Indonesia. Menjawab tantangan tersebut maka dikembangkanlah produk yang memanfaatkan buah mangrove sebagai bahan brownies siapi-api sebagai produk oleh-oleh dari Baros, Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial pendirian industri kecil brownies siapi-api. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan obyek Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B), melalui observasi, survey dan wawancara serta metode kuantitatif melalui perhitungan untuk mengetahui kelayakan finansial. Analisis data finansial yang digunakan menggunakan rumus Revenue Cost (R/C), Benefit Cost (B/C), dan Return On Investment (ROI). Hasilnya, analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa R/C sebesar 1,43 yang artinya R/C>1 layak usaha, aspek B/C sebesar 0,43 yang artinya usaha ini layak dijalankan (B/C>0). Aspek yang terakhir yaitu ROI diperoleh sebesar 43%. Dengan demikian, usaha ini layak untuk dilanjutkan.