2020
DOI: 10.5958/0974-0813.2020.00006.6
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Ectoparasites of mangrove crabs (Scylla serrata) and white shrimps (Litopenaeus vannamei) from Gresik, Indonesia

Abstract: The ectoparasites that infest two hosts, mangrove crabs (Scylla serrata) and white shrimps (Litopenaeus vannamei) of the subphylum crustacea were studied. The study revealed that Octolasmis sp., Zoothamnium sp. and Epistylis sp. were found to infest mangrove crabs, while Zoothamnium sp. and Epistylis sp. were found parasitizing the white shrimp (Litopenaeus vannamei). The most common organ attacked by the ectoparasites was the gills. Stagnant water with limited or no flow of water in the ponds was an important… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 12 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Induk tersebut dipijahkan secara alami dan telur yang dihasilkan kemudian ditetaskan dan larva yang diperoleh selanjutnya dipelihara hingga mencapai ukuran benih crablet sebagai input bagi usaha pembesaran. Sayangnya dalam pemeliharaan induk tersebut sering terjadi serangan parasit dari golongan protozoa seperti Zoomthamnium sp., Epistylis sp., dan Vorticella sp., serta dari kelompok arthropoda antara lain Octolamis sp., yang menyerang insang, kaki renang, karapas, dan mulut kepiting bakau (Keenan & Blackshaw 1999, Puspitasari et al 2020, Putra et al 2021. Permasalahan lain yang biasa muncul dalam pembenihan kepiting bakau adalah kematian tinggi pada stadia larva yang disebabkan belum mantapnya protokol pengelolaan air dan pemberian pakan (Ruscoe et al 2004, Waiho et al 2018.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Induk tersebut dipijahkan secara alami dan telur yang dihasilkan kemudian ditetaskan dan larva yang diperoleh selanjutnya dipelihara hingga mencapai ukuran benih crablet sebagai input bagi usaha pembesaran. Sayangnya dalam pemeliharaan induk tersebut sering terjadi serangan parasit dari golongan protozoa seperti Zoomthamnium sp., Epistylis sp., dan Vorticella sp., serta dari kelompok arthropoda antara lain Octolamis sp., yang menyerang insang, kaki renang, karapas, dan mulut kepiting bakau (Keenan & Blackshaw 1999, Puspitasari et al 2020, Putra et al 2021. Permasalahan lain yang biasa muncul dalam pembenihan kepiting bakau adalah kematian tinggi pada stadia larva yang disebabkan belum mantapnya protokol pengelolaan air dan pemberian pakan (Ruscoe et al 2004, Waiho et al 2018.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Upaya pembenihan yang dilakukan oleh Pokdakan Bahari Sakti Kelurahan Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang Kepri dihadapkan kepada rendahnya kinerja produksi. Hal ini disebabkan antara lain oleh serangan penyakit pada induk dan kematian tinggi pada larva yang terutama disebabkan oleh kurang optimalnya kualitas air (Keenan & Blackshaw 1999, Ruscoe et al 2004, Santos & Santos 2017, Waiho et al 2018, Puspitasari et al 2020, Putra et al 2021, Kasan et al 2022. SDM sangat penting dalam pengusaan teknologi akuakultur termasuk pembenihan kepiting bakau, sehingga perlu ditingkatkan kapasitasnya antara lain melalui pelatihan, percontohan dan pendampingan (Misbah 2020, Wang et al 2020.…”
Section: Pembahasanunclassified