Babi adalah hewan model ideal yang biasa digunakan untuk penelitian kesehatan dan penyakit pada manusia karena memiliki anatomi dan fisiologi yang serupa, salah satunya dalam hal persembuhan luka. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pemberian balsamum peruvianum pada persembuhan luka sayatan setelah operasi infark miokardium pada babi domestik (Sus scrofa domestica). Penelitian menggunakan lima ekor babi berumur 4–5 bulan, tiga ekor berjenis kelamin jantan dan dua ekor betina. Sayatan dibuat di bagian lateral toraks, antara tulang rusuk ke-3–4, memanjang dari dorsal ke ventral, dengan menggunakan electrocauter. Luka dijahit menggunakan benang Monosyn® 4.0 dengan pola jahitan subkutikuler/intradermal, kemudian diberi iodine 10% dan balsamum peruvianum 10% di seluruh permukaan bagian luka dua kali sehari. Persembuhan diamati pada hari ke-1, 4, 7, 11, dan 14 dan diberi skor (skala: 1–4) pada pemeriksaan makroskopis pada setiap babi hingga hari ke-18. Hasil pengamatan menunjukkan perbedaan skor persembuhan yang signifikan pada hari ke-11 dan ke-18 jika dibandingkan dengan hari ke-1. Sediaan topikal balsamum peruvianum dapat digunakan dan efektif untuk persembuhan luka sayatan pada kulit setelah operasi infark miokardium pada babi.