Efek Bekam terhadap Penurunan Nyeri Dismenore pada Mahasiswi

Abstract

<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; tab-stops: 308.15pt;"><strong><em><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Background:</span></em></strong><em><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"> The prevalence of Indonesian women with dysmenorrhoea is estimated at 55% of women of childbearing age suffering from pain during menstruation. The most common dysmenorrhoea is reported in 60% -90% of adolescents. <strong>Purpose:</strong> To determine the effect of cupping on dysmenorrhea pain in students 2018. <strong>Methods:</strong> This study used a pre-experimental design with one group pretest and posttest design conducted in 2018. The study population was a student who experience severe pain or pain scale 7-9 (scale 0-10) with a minimum sample size of 32 people. The sampling technique uses consecutive sampling. The variable analyzed was the measurement of the respondent's disminore pain scale before and after cupping treatment. Data analysis by univariate analysis and bivariate analysis using paired samples T-test. <strong>Results:</strong> There was a difference in dismenore pain scale between before (6.78) and after cupping (5.09). Difference in pain 1.69 with p value 0,000. <strong>Conclusion:</strong> Cupping provides the effect or effect of reducing the pain scale on dysmenorrhea. Cupping can be one of the therapies or efforts that are recommended to deal with dysmenorrhoea pain disorders and free from the side effects of consuming chemical drugs.</span></em></p>

Terapi Bekam Menurunkan Nyeri Dismenore

“…Tiga artikel tersebut menggunakan subyek mahasiswi. Subyek pada penelitian Maksum, dkk dipilih dari mahasiswa perempuan yang mempunyai riwayat dismenore dalam 3 bulan terakhir, mengalami dismenore dengan skala ratarata 7-9, dan tidak mengalami dismenore sekunder (ada kelainan ginekologi) sebanyak 32 orang (Maksum et al, 2019). Penelitian Purwaningrum, dkk memilih subyek mahasiswa perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur selama dua bulan terakhir dan mengalami dismenore primer sebanyak 42 orang (Purwaningrum et al, 2019).…”

“…Maksum, dkk memberikan bekam pada titik bekam saaq yaitu pada tungkai bawah antara lutut dan pergelangan kaki bagian dalam kira-kira 4 jari di atas mata kaki bagian dalam. Bekam dilakukan antara hari ke-7, 6, 5, 4, 3 atau ke-2 sebelum mengalami dismenore yang diberikan pagi atau sore selama 60 menit (Maksum et al, 2019). Purwaningrum, dkk memberikan perlakuan bekam kering yang dilakukan saat H14 setelah menstruasi pada titik reproduksi (al kahil dan dua titik al warik di bagian pinggang) selama 5 menit (Purwaningrum et al, 2019).…”

“…Ketiga artikel di atas menggunakan parameter Numeric Rating Scale untuk mengukur intensitas nyeri dismenore, sedangkan penelitian Purwaningrum, dkk menambahkan pengukuran tanda-tanda vital berupa nadi dan tekanan darah, dan Maksum, dkk menambahkan penilaian the face pain scale untuk mengukur intensitas nyeri (Purwaningrum et al, 2019) (Sukma & Setyawan, 2022) (Maksum et al, 2019). Numeric rating scale merupakan indikator pengukuran intensitas nyeri yang dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitive terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis, serta lebih baik untuk menilai nyeri akut.…”

“…Hasil penelitian ketiga artikel di atas mempunyai hasil yang hampir sama yaitu terapi bekam dapat menurunkan nyeri dismenore primer, baik bekam kering maupun bekam basah, namun terapi bekam tidak dapat mempengaruhi tekanan nadi dan tekanan diastolik. (Purwaningrum et al, 2019) (Sukma & Setyawan, 2022) (Maksum et al, 2019). Hasil artikel di atas berbeda dengan hasil penelitian Muridah dan Yodang yang memberikan perlakuan terapi bekam basah kepada penderita hipertensi yaitu terjadi penurunan sistole dan diastole secara bermakna setelah dilakukan terapi bekam basah selama tiga bulan (Nuridah & Yodang, 2021).…”

Acupressure Training Using Aromatherapy as an Effort to Overcome Dysmenorrhea in Adolescents in Pegadingan Village Kramatwatu District Serang Regency

“…The most common form of dysmenorrhea experienced by adolescents is stiffness or spasms in the lower abdomen. It feels so uncomfortable that it causes irritability, irritability, nausea, vomiting, weight gain, flatulence, back pain, headaches, acne, tension, lethargy, and depression (Larasati & Alatas, 2016;Maksum et al, 2019).…”