Salah satu permasalahan yang banyak dialami pada masa remaja termasuk siswa SMA adalah perilaku Self-Injury yaitu menyakiti diri sendiri dengan mengelupas kulit bibir hingga berdarah. Permasalahan ini ditemukan di salah satu SMA Negeri Surabaya. Siswa tersebut suka mengelupas kulit bibir saat merasa bibirnya kering, bosan dan cemas. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk menunjukkan bahwa siswa kelas X salah satu SMA Negeri Surabaya dapat meminimalisir perilaku melukai diri sendiri, khususnya mengelupas kulit bibir hingga berdarah, dengan memberikan differential reinforcement of alternative behavior. Pengabdian ini menerapkan differential reinforcement of alternative behavior untuk mengukur frekuensi perilaku Self-Injury , khususnya mengelupas kulit bibir hingga terjadi berdarah selama intervensi. Studi Subjek Tunggal (SSR) menggunakan desain A-B-A dengan menggunakan grafik visual. Berdasarkan data tersebut, hasil pengabdian menunjukkan bahwa siswa kelas X di salah satu SMA Negeri Surabaya menunjukkan perilaku Self-Injury yaitu mengelupas kulit bibir hingga berdarah menurun sesuai dengan hasil analisis data dalam kondisi dan antar kondisi. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa siswa kelas X di sebuah SMA Negeri di Surabaya termasuk dalam perilaku Self-Injury , yaitu dengan cara mengelupas kulit bibir hingga berdarah.