2021
DOI: 10.35334/jbkb.v3i1.1999
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Efektivitas Konseling Perilaku Dengan Teknik Disensitisasi Sistematis Untuk Mengurangi Dampak Trauma Pada Anak Korban Perceraian Di Desa Bantengan Kecamatan Bandung

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak trauma pada anak korban perceraian dan untuk mengetahui efektivitas konseling perilaku dengan teknik disensitisasi sistematis untuk mengurangi dampak trauma pada anak korban perceraian di Desa Bantengan Kecamatan Bandung. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain pre-eksperimen dengan jenis one group pre-test post-test design. Dalam pemilihan subjek dengan dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Menggunakan empat teknik dalam peng… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Menurut Susanti & Widyarto (2021) terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap perubahan dampak trauma pada anak yang telah diberikan layanan konseling perilaku kelompok dengan teknik disensitisasi sistematis dengan yang belum diberikan layanan konseling. Dari hasil perhitungan uji paired sample ttestdidapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 < 0,05 yang mempunyai arti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Menurut Susanti & Widyarto (2021) terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap perubahan dampak trauma pada anak yang telah diberikan layanan konseling perilaku kelompok dengan teknik disensitisasi sistematis dengan yang belum diberikan layanan konseling. Dari hasil perhitungan uji paired sample ttestdidapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 < 0,05 yang mempunyai arti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hasil penelitian Kusumawati (2020) menginformasikan bahwa anak usia dini korban dari perceraian di Panti Asuhan mengalami masalah pada kesehatan mental emosional seperti senang bertengkar, menjadi pendiam dan ada yang tidak bisa bergaul dengan orang lain dan teman sebaya (Kusumawati, 2020). Perilaku akibat gangguan mental yang ditampilkan anak usia dini di Panti Asuhan akibat perceraian sejalan dengan temuan dari hasil penelitian Susanti dan Widyarto (2021) yang menyatakan bahwa anak usia dini di Panti Asuhan sering menunjukkan perilaku berbahaya seperti sering membanting barang, cemas dan gugup, tidak percaya diri serta malas untuk belajar (Susanti & Widyarto, 2021). Penelitian Anak usia 4-6 tahun akan mulai menyadari tidak adanya salah satu sosok orang tuanya baik ayah atau ibunya, padahal anak usia dini seang membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya sehingga menimbulkan rasa kecewa, rendah diri, marah dan sikap agresif (Susanti & Widyarto, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perilaku akibat gangguan mental yang ditampilkan anak usia dini di Panti Asuhan akibat perceraian sejalan dengan temuan dari hasil penelitian Susanti dan Widyarto (2021) yang menyatakan bahwa anak usia dini di Panti Asuhan sering menunjukkan perilaku berbahaya seperti sering membanting barang, cemas dan gugup, tidak percaya diri serta malas untuk belajar (Susanti & Widyarto, 2021). Penelitian Anak usia 4-6 tahun akan mulai menyadari tidak adanya salah satu sosok orang tuanya baik ayah atau ibunya, padahal anak usia dini seang membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya sehingga menimbulkan rasa kecewa, rendah diri, marah dan sikap agresif (Susanti & Widyarto, 2021). Pengalaman awal kehidupan di keluarga yang positif berhubungan dengan depresi pada masa dewasa (Suryani & Setiawati, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified