Minimnya keterampilan guru dalam memilih program seni yang cocok untuk meningkatkan karakter percaya diri dan kerja sama menyebabkan keterbatasan anak tunanetra dan tunarungu masih menjadi dampak bagi rendahnya kepercayaan diri dan kerja samanya, sehingga kegiatan kolaborasi unjuk kreativitas tari pendet menggunakan gamelan mulut (Gamut) dijadikan solusi penyelesaian masalah. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan guru di SLB Negeri 1 Denpasar dalam melatihkan gamut kepada anak tunanetra dan guru di SLB Negeri 2 Denpasar dalam melatihkan kode isyarat tari Bali kepada anak tunarungu; meningkatkan karakter percaya diri anak tunanetra dan tunarungu. Metode pelaksanaan terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan (pelatihan dan pendampingan sebanyak 8 kali), dan tahap akhir (evaluasi menggunakan metode observasi, wawancara dan kuesioner). Data peningkatan kemampuan guru dalam melatihkan Gamut dan kode isyarat tari Bali diperoleh dengan metode observasi kemudian di analisis. Hasil kegiatan ini yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata observasi pada mitra di SLB Negeri 1 Denpasar dalam melatihkan Gamut yang awalnya 66,75 (kategori sedang) menjadi 91,25 (kategori sangat tinggi); hal yang sama juga terjadi pada mitra di SLB Negeri 2 Denpasar dalam melatihkan kode isyarat tari Bali yang awalnya 67,5 (kategori sedang) menjadi 93,5 (kategori sangat tinggi). Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa melalui unjuk kreativitas seni tari secara kolaboratif menggunakan Gamut yang dilatihkan oleh guru kepada anak berkebutuhan khusus dapat meningkatkan karakter percaya diri, kerja sama, serta eksistensi seni anak berkebutuhan khusus. Keberlanjutan program ini berupa terciptanya program ekstrakurikuler baru dan peningkatan perilaku sosial.