The characteristics of near-surface winds correlated with global phenomena such as monsoons have previously been extensively investigated. However, limited wind data investigations have been conducted in the northern coastal region of Java Island. This research aims to analyze the wind characteristics in this region, focusing on monsoon variability. Statistical analysis and wind rose diagrams analysis were conducted using wind direction and speed data spanning from 2013 to 2022 at three Meteorological Station by the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG): Tanjung Priok-North Jakarta, Tanjung Mas-Semarang, and Perak II-Surabaya. The analysis results indicate that North Jakarta has experienced an increasing trend in annual average wind speed over a decade, whereas Semarang and Surabaya have seen a decrease. When influenced by the east and west monsoons, wind speeds in North Jakarta and Semarang are higher than during transition periods I and II. Conversely, in Surabaya, the average value was highest during transition period II compared to the west monsoon, east monsoon, and transition period I. Surabaya's average daily wind speed surpassed that of North Jakarta and Semarang. However, Semarang exhibited the highest maximum wind speed among the three regions. The dominant wind direction aligns with the monsoon wind pattern, whether the west or the east. During the transition season, wind direction tends to be more variable, with the frequency of wind events from the south and southwest occurring least frequently compared to other directions. This preliminary study provides the foundation for advancing the knowledge of meteorological studies, particularly wind, as they relate to hydrometeorological disasters.
Abstrak
Karakteristik angin dekat permukaan yang dikaitkan dengan fenomena global seperti monsun telah banyak dilakukan riset sebelumnya. Akan tetapi, kajian data angin masih sedikit ditemukan di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Riset ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik angin wilayah tersebut berdasarkan variabilitas monsun. Analisis statistik dan analisis diagram wind rose dilakukan untuk data arah dan kecepatan angin tahun 2013–2022 di tiga Stasiun Meteorologi milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yaitu di Tanjung Priok-Jakarta Utara, Tanjung Mas-Semarang, dan Perak II-Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun tersebut di Jakarta Utara telah terjadi peningkatan tren kecepatan angin rata-rata tahunan, sedangkan di Semarang dan Surabaya terjadi penurunan. Saat dipengaruhi monsun timur maupun barat, kecepatan angin di Jakarta Utara dan Semarang lebih tinggi dibanding saat masa peralihan I maupun peralihan II. Akan tetapi, kecepatan angin di Surabaya saat masa peralihan II memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan saat periode monsun barat, monsun timur, maupun saat masa peralihan I. Rata-rata kecepatan angin harian di Surabaya lebih tinggi dibanding Jakarta Utara dan Semarang, namun Semarang memiliki nilai maksimum kecepatan angin yang paling tinggi di antara kedua wilayah lainnya. Dominasi arah angin terlihat mengikuti pola angin monsun baik saat terjadi monsun barat, ataupun saat terjadi monsun timur. Arah angin akan cenderung lebih beragam pada saat musim peralihan dengan frekuensi kejadian angin dari selatan maupun barat daya paling sedikit terjadi daripada arah angin lainnya. Studi awal ini sebagai dasar untuk pengayaan ilmu kajian meteorologi terutama angin untuk dikaitkan dengan bencana hidrometeorologi.