ABSTRAKTujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi limbah pertanian yang digunakan sebagai pakan, mengkaji karakteristik peternak sapi pedaging dan mengestimasi kemampuan penambahan populasi sapi pedaging di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari wawancara dan analisa laboratorium. Wawancara dilakukan terhadap 30 peternak sapi pedaging responden. Responden dipilih secara purposive sampling di tiga kecamatan terpilih berdasarkan data populasi sapi pedaging terbanyak berdasarkan data dinas peternakan Kabupaten Kuningan. Sampel limbah pertanian yang dianalisa untuk uji komposisi nutrien adalah jenis limbah pertanian yang paling banyak digunakan sebagai pakan sapi pedaging. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak tiga kali ulangan. Data sekunder diperoleh dari dinas peternakan, dinas tanaman pangan dan badan pusat statistik (BPS). Hasil penelitian menunjukkan jenis limbah pertanian yang digunakan di Kabupaten Kuningan dari produksi tertinggi sampai terendah adalah jerami padi, jerami ubi jalar, dan jerami kacang tanah dengan sistem pemeliharaan ternak secara tradisional. Kecamatan yang dapat meningkatkan populasi ternak sapi pedaging dari jumlah tertinggi sampai terendah adalah Luragung, Cibingbin, Ciwaru, Subang, Maleber, Cibeureum, Cilebak, Karangkancana dan Cimahi. Disimpulkan, produksi limbah pertanian tertinggi adalah jerami padi dan kecamatan yang memiliki potensi tertinggi untuk pengembangan sapi pedaging di Kabupaten Kuningan adalah Kecamatan Luragung.
Kata kunci: Limbah pertanian, Kabupaten Kuningan, sapi pedaging
ABSTRACTThe aims of research were to identify and analyze potential agricultural waste used as feed, examines the characteristics of beef cattle ranchers and estimate the ability of the addition of beef cattle population in Kuningan Regency. The primary data were taken from interviews with 30 respondents beef cattle farmers selected by purposive sampling in three districts based on the largest beef cattle population as a recommendation by local government of Kuningan Regency Agricultural. Waste samples taken randomly three times to analyze of nutrient composition by proksimat analyze was the type of the most widely used for feed. Secondary data was obtained from Kuningan Regency Veterinary Office, Department of Food Crops and the Central Statistics Agency. The results showed that the type of agricultural waste used in Kuningan Regency from highest to lowest production is rice straw, hay sweet potatoes, peanuts and hay with traditional animal husbandry systems. Districts that can improve beef cattle population from the highest to lowest number was Luragung, Cibingbin, Ciwaru, Subang, Maleber, Cibeureum, Cilebak, Karangkancana and Cimahi. In conclusion, the highest agricultural waste Agriculture Waste for Beef Cattle Development (F.T. Farda et al.) 167 production was rice straw and the highest potential for the development of beef cattle in the Kuningan Regency was Luragung District.