ABSTRAKIstilah "Ramah Lingkungan" untuk kulit dapat diartikan sebagai kulit tersamak yang bebas krom. Hampir 80% penyamakan saat ini menggunakan krom, karena kemudahan dalam proses dan keunggulan dalam sifat-sifat fisis kulit samaknya. Namun saat ini masyarakat menghendaki suatu produk yang ramah lingkungan. Bahan penyamak nabati dapat dikatakan sebagai bahan penyamak ramah lingkungan sebab limbah produknya mudah terdegradasi. Salah satu kelemahan dalam penggunaan samak nabati adalah kemampuan penyerapan airnya yang tinggi. Pada penelitian ini digunakan bahan water repellent yang mempunyai sifat untuk menekan kemampuan penyerapan air. Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari water repellent pada penyerapan air, sifat-sifat fisis dan morfologi kulit yang disamak dengan bahan penyamak nabati. Penelitian dilakukan dengan memvariasi jumlah water repellent dari 5; 7,5; 10; 12,5 dan 15%. Sifat-sifat fisis yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan analisis sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan dalam sifat penyerapan airnya walaupun tidak signifikan dari 77,6% menjadi 65,39%, penurunan kuat sobek dari 41,64 menjadi 20,05 kg/cm, kuat tarik dari 227,10 menjadi 163,53 kg/cm 2 dan kemuluran dari 57,11 menjadi 49,68% masing-masing untuk water repellent berturut-turut 5 dan 15%, kuat bengkuk dan WVA tidak ada perubahan yang signifikan, sedangkan untuk WVP maksimum terjadi pada penggunaan water repellent 12,5%. Hasil SEM menunjukkn adanya lapisan tipis pada serat kulit yang dapat menghambat penyerapan air.Kata kunci: water repellent, kulit atasan sepatu, samak nabati, penyerapan air.