Akumulasi trigliserida di hepar dapat terjadi akibat diet tinggi lemak yang berlebihan, sehingga dapat menginduksi terjadi inflamasi dan stres oksidatif di hepar. Perlemakan hepar secara histopatologis ditandai oleh adanya steatosis. Tanaman Limau Kuit (Citrus amblycarpa Hassk) sebagai tanaman lokal Kalimantan Selatan memiliki manfaat dalam menghambat pembentukan akumulasi lemak berlebihan karena kulit jeruk Limau Kuit mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, tanin, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kulit Limau Kuit (Citrus amblycarpa Hassk) terhadap perlemakan hepar tikus (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak. Metode penelitian adalah true experimental design dengan posttest with control group design dengan 6 kelompok, yaitu KI (diet standar + akuades, KII (diet tinggi lemak + akuades), KIII (diet tinggi lemak + orlistat), KIV (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 200 mg/KgBB), KV (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 300 mg/KgBB), dan KVI (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 400 mg/KgBB). Perlakuan diberikan selama 6 minggu. Perlemakan hepar dinilai dari jumlah sel hepar yang mengalami perlemakan pada 5 lapangan pandang dari sediaan histologis hepar yang diwarnai HE dan perbesaran 400 x. Uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis test. Hasil penelitian menunjukkan rerata perlemakan hepar KI 38,83 + 35,63, KII 24,00 + 21,46, KIII 20,40 + 13,90, KIV 42,40 + 11,93, KV 19,60 + 12,50, KVI 30,50 + 14,80, dengan p = 0,447. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang bermakna dari pemberian ekstrak kulit Limau Kuit terhadap perlemakan tikus (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak (p > 0,05).Keywords: Diet tinggi lemak; Kulit jeruk Limau Kuit; Perlemakan hepar; Rattus norvegicus; Steatosis.