An experiment was arranged to evaluate egg production performance of Talang Benih ducks in the second phase, after one year production period. A total of 192 female ducks with production level being less than 30% were distributed into 16 cages, 12 ducks each. Four force molting treatments (fasting 4, 8, or 12 days followed by limited feed for 20 days, and limited feed for 20 days control) were arranged in a Randomized Complete Design with four replications. During fasting water was provided at libitum. Performances observed were weight loss, time to start laying egg, egg production percentage, single egg weight, and feed consumption. The results showed that fastings before feed limitation did not improve egg production of ducks than those treated with limited feed only; even the longer the fasting period the worse egg production was.Key words: Talang Benih ducks, second peiod of egg production, force molting.
ABSTRAKPenelitian dirancang untuk mengevaluasi performans produksi telur itik Talang Benih pada fase produksi ke dua setelah melalui masa produksi telur selama satu tahun produksi pertama. Sebanyak 192 ekor itik Talang Benih betina dengan persentase produksi yang telah menurun dibawah 30 % didistribusikan ke dalam 16 petak kandang perlakuan dengan 12 ekor per petak kandang. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap 4 perlakuan force molting dengan 4 ulangan. P0 sebagai kontrol, itik tidak dipuasakan dan hanya mendapat pembatasan ransum selama 20 hari, P4 dipuasakan selama 4 hari dilanjudkan pembatasan ransum selama 20 hari, P8 dipuasakan 8 hari dilanjutkan pembatasan ransum selama 20 hari , dan P12 dipuasakan selama 12 hari dilanjutkan pembatasan ransum selama 20 hari. Selama pemuasaan itik diberi air minum ad libitum. Peubah yang diukur meliputi : kehilangan berat badan, waktu mulai bertelur kembali, persentase produksi telur, berat telur per butir, dan konsumsi ransum. Dapat disimpulkan bahwa performans produksi telur itik Talang Benih pada fase produksi ke dua yang mendapat perlakuan force molting pemuasan 4, 8, dan 12 hari dilanjutkan pembatasan ransum selama 20 hari tidak lebih baik dibanding dengan kontrol yang hanya mendapat perlakuan pembatasan ransum selama 20 hari.