2018
DOI: 10.29103/aaj.v2i2.1155
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Egalitarianisme Gayo Sebuah Inisiatif Antropologi Sosial dan Etnografi Politik

Abstract: Gayo is the second largest ethnic groups in Aceh, which is most misunderstood. Actually, Aceh has consisted nine ethnics, including one smallest ethnic that has been founded several years ago, named “Haloban” in Pulau Banyak, Singkil Regency. This arcticle shows the distinctive characters and culture of Gayo people. They were not only inhabiting in area “Gayo continent” such as Central Aceh, Bener Meriah, Gayo Lues Regency, but also Southeast Aceh (Alas), East Aceh (Lokop) Aceh Tamiang (Kalul), and Southwest A… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Berikut adalah beberapa argumen yang menggambarkan bentuk-bentuk konflik yang mungkin terjadi. Hasil penelitian didukung oleh Fasya dan Afriansyah bahwa nilai adat perlu dilestarikan untuk menjaga norma masyarakat Gayo yang identic dengan Islam (Arfiansyah, 2021;Fasya, 2018) Perbedaan dalam Gaya Hidup dan Preferensi. Generasi muda di Aceh mungkin memiliki preferensi dan gaya hidup yang berbeda dengan generasi yang lebih tua.…”
Section: Konflik Generasiunclassified
“…Berikut adalah beberapa argumen yang menggambarkan bentuk-bentuk konflik yang mungkin terjadi. Hasil penelitian didukung oleh Fasya dan Afriansyah bahwa nilai adat perlu dilestarikan untuk menjaga norma masyarakat Gayo yang identic dengan Islam (Arfiansyah, 2021;Fasya, 2018) Perbedaan dalam Gaya Hidup dan Preferensi. Generasi muda di Aceh mungkin memiliki preferensi dan gaya hidup yang berbeda dengan generasi yang lebih tua.…”
Section: Konflik Generasiunclassified
“…Struktur ini hadir guna menjaga keharmonisan hubungan sosial diantara orang Gayo. Struktur yang dinamakan êdêt ini merupakan hasil dialektika agama Islam sebagai fondasinya dengan nilai dan norma nenek moyang orang Gayo dahulu kala (Mustafa & Hidayat, 2017;Fasya, 2018). Sintesis agama dan norma tercermin dalam sebuah pepatah: "agama ôrôm êdêt lagu zêt ôrôm sipêt, agama munôkôm êdêt mubëda" (agama dan adat seperti zat dan sifat, agama Islam menghukum salah dan benar, sedangkan adat Gayo membedakan baik dan tidak baik).…”
Section: Hasil Penelitian Dan Pembahasan Memahami Prosesi Turunmani D...unclassified