2019
DOI: 10.29303/jbt.v19i1.994
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

EKPLORASI DAN PENANGKARAN BIBIT RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI PERAIRAN TELUK EKAS LOMBOK TIMUR

Abstract: Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bibit Eucheuma cottonii dari habitat aslinya di perairan Teluk Ekas dan menangkarkan bibit tersebut. Penelitian ini dilakukan di Teluk Ekas Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekplorasi di perairan Teluk Ekas serta mendeskripsikan hasil pengamatan. Eucheuma cottonii yang berhasil di temukan dan di ekslporasi dari perairan Teluk Ekas, memiliki ciri morfologi lebih banyak memiliki bakal talus sehing… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
6

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(9 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
6
Order By: Relevance
“…Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan [14] menunjukkan bahwa nilai ratarata kandungan klorofil-a tertinggi juga terdapat pada rumput laut K. alvarezii hasil kultur jaringan sebesar 5,4986 mg/L dengan jarak tanam 25 cm.…”
Section: Kandungan Klorofil-aunclassified
“…Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan [14] menunjukkan bahwa nilai ratarata kandungan klorofil-a tertinggi juga terdapat pada rumput laut K. alvarezii hasil kultur jaringan sebesar 5,4986 mg/L dengan jarak tanam 25 cm.…”
Section: Kandungan Klorofil-aunclassified
“…Rumput laut Eucheuma cottonii adalah jenis alga merah yang dibudidayakan oleh petani di Pulau Lemukutan [1]. Rumput laut jenis ini dibudidayakan karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir [2], selain itu rumput laut jenis ini juga tahan terhadap penyakit serta memiliki banyak talus sehingga pertumbuhannya lebih cepat [1].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seaweed is highly dependent on the weather, and expansion of cultivated area does not, therefore, necessarily increase the volume of production. Significant challenges such as disease outbreaks, epiphyte infestations, and a loss in seedling quality have led to the decrease in seaweed production (Cokrowati et al 2019;Kambey et al 2020). Kambey et al (2020) suggest Indonesia lacks the legislation and policies necessary to address biosecurity-related issues to ensure the future of the seaweed industry.…”
Section: Long-term Economic Prospects For Mariculturementioning
confidence: 99%