Eksistensi Literasi Sebagai Sarana Pelepas Depresi Di Situasi Pandemi

Abstract

Situasi pandemi COVID-19 berlangsung selama kurang lebih sembilan bulan yang tentu saja membuat tak sedikit masyarakat merasa kebosanan dengan rutinitas di rumah saja. Karena situasi ini, interaksi sosial secara langsung mulai berkurang. Berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh dan suntuk seharian, seperti dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat memacu hormon endorfin seperti dengan menonton drama ataupun menikmati musik pop Korea, dan ada pula yang menetralkan perasaan suntuknya dengan menciptakan karya-karya kreativitas yang dapat dinikmati masyarakat luas, serta berkecimpung menjadi penikmat karya kreatif misalnya saja dengan sastra. Sastra tentu bukanlah lagi hal yang baru. Selama beberapa tahun belakangan, perkembangannya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. Sastra bagaimanapun juga tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya literasi karena pada dasarnya sastra merupakan buah dari proses literasi dimana seorang sastrawan untuk menghasilkan suatu karya sastra menulis terlebih dahulu. Kegiatan berliterasi memiliki dampak yang bagus dalam mengurangi kecemasan, stres maupun depresi.

Treatment of Millennial Generation Depression with Psychotherapy Methods: Analysis Study of Tafsir Al-Jawāhir fī Tafsīri Al-Qur'ān Al-Karīm

“…A survey conducted by the Blue Cross Blue Shield Association (BCBSA) in 2017 of 55 million millennials in the US found that depression is the most common health problem experienced by this generation, ranking in the top 10 health problems they are prone to experiencing. Comparative data from various countries also indicates that the millennial generation is the most vulnerable group to experience behavioural disorders (Anggraini, 2022).…”