2022
DOI: 10.17977/um020v16i12022p43-53
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Eksistensi Tradisi Tepung Tawar Sebagai Warisan Budaya Lokal Palembang

Abstract: This study aims to introduce the history and local culture of Palembang as a form of elevating the existence of the fresh flour tradition in Palembang. This study discusses several aspects of this tradition, namely history, purpose, implementation/procession, existence, meaning and symbol, as well as efforts to preserve the fresh flour tradition. The results of the study found that: (1) the history of the fresh flour tradition is unknown from when it was used but basically this tradition is a form of local cul… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 10 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Acara dimulai dengan pemberian nasihat atau petuah dari tokoh adat/tokoh agama setelah itu ketan kunyit dan ayam panggang yang telah disiapkan sebelumnya akan disuapkan kepada kedua belah pihak lalu dilanjutkan dengan berjabat tangan sebagai bentuk telah bersatunya kedua pihak secara kekeluargaan dan tidak ada lagi rasa saling mendendam, acara diakhiri dengan pembacaan doa selamat. Sebagai bentuk rasa syukur, setelah pembacaan doa akan diadakan pembagian nasi uduk ke para tetangga ataupun mengundang para tetangga untuk makan secara bersama sama di rumah yang mengadakan tradisi tepung tawar perdamaian tersebut (Syarifuddin et. al, 2022;Lintani, 2021).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Tradisi Tepung Tawar Perdamaianunclassified
“…Acara dimulai dengan pemberian nasihat atau petuah dari tokoh adat/tokoh agama setelah itu ketan kunyit dan ayam panggang yang telah disiapkan sebelumnya akan disuapkan kepada kedua belah pihak lalu dilanjutkan dengan berjabat tangan sebagai bentuk telah bersatunya kedua pihak secara kekeluargaan dan tidak ada lagi rasa saling mendendam, acara diakhiri dengan pembacaan doa selamat. Sebagai bentuk rasa syukur, setelah pembacaan doa akan diadakan pembagian nasi uduk ke para tetangga ataupun mengundang para tetangga untuk makan secara bersama sama di rumah yang mengadakan tradisi tepung tawar perdamaian tersebut (Syarifuddin et. al, 2022;Lintani, 2021).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Tradisi Tepung Tawar Perdamaianunclassified