Kekerasan seksual anak sebagai tindakan kekerasan yang mengancam anak-anak, termasuk anak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan seksual merupakan salah satu upaya yang tepat sebagai prevensi untuk terjadinya kekerasan seksual pada anak usia dini. Salah satu PAUD di Kota Semarang mengajarkan materi ganti baju yang tepat untuk muridnya, kemudian dikembangkan menjadi sebuah standar operasional prosedur (SOP). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai penerapan SOP “Ganti Baju” di PAUD kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian didapatkan melalui observasi dan wawancara kepada guru PAUD dan dokumentasi melalui foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SOP “Ganti Baju” meliputi berbagai macam konten, seperti urutan memakai baju yang tepat, tempat untuk anak berganti baju, cara meletakkan baju ketika berpakaian, dan kewajiban untuk siswi memakai legging sebagai dalaman bawahan seragam. Penerapan SOP “Ganti Baju” juga memperhatikan usia anak dan tahap perkembangannya.Child sexual abuse (CSA) is a threaten act to children, including early age childhood. Therefore, sexual education can be the right way to prevent sexual abuse to early age childhood. A preschool in Semarang teaches “Dressing rules” to their students and develop into Standard Operating Procedure (SOP). This study aims to explore further regarding “Dressing rules” SOP in the kindergarten. This study used a qualitative descriptive method with phenomenology approach. The result of the study was obtained through observation, teacher interview, and photos documentation. The result showed that “Dressing rules” SOP includes many contents, such as sequences of wearing clothes properly, room to dress, how to put clothes while dressing, and female students’ responsibility to wear legging under skirts. Implementing “Dressing rules” SOP should be. adjusted to children’s age and their developmental stages.