Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan kawasan penambangan timah terbesar di Indonesia yang sebagian besar penduduk bekerja sebagai penambang timah. Aktivitas penambangan menyisakan logam berat yang dapat masuk ke dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan penyakit hipertensi dan DM. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor masa kerja dan pemakaian APD terhadap penyakit hipertensi dan gejala DM pada pekerja penambangan timah di Pulau Bangka. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan di 3 kabupaten/kota dengan 7 (tujuh) titik penambangan, melibatkan 43 responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Variabel bebas adalah masa kerja dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Variabel terikat adalah hipertensi dan gejala DM. Hubungan antar variabel diuji dengan uji korelasi Spearman, sedangkan pengaruh antar variabel diuji menggunakan regresi logistik. Hasil: Ada hubungan yang signifikan antara variabel masa kerja dengan hipertensi (p value=0,029) dan dengan gejala DM yang dirasakan pekerja tambang (p value=0,026). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemakaian APD dengan kedua variabel terikat; hipertensi (p value = 1,000) dan gejala DM yang dirasakan (p value = 0,467). Variabel masa kerja berpengaruh secara signifikan terhadap hipertensi (p value = 0,032), sedangkan pemakaian APD tidak berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Variabel masa kerja dan jumlah APD, keduanya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya gejala DM. Diskusi dan Kesimpulan: Variabel yang berpengaruh terhadap hipertensi dan gejala Diabetes Mellitus pada para pekerja tambang adalah lama bekerja, sedangkan pemakaian APD tidak. Temuan lain dalam penelitian ini adalah APD yang digunakan oleh semua pekerja tambang belum sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja. Disarankan bagi pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk lebih memperhatikan kelengkapan dan penggunaan APD sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja.