Estimasi Nilai Ekonomi Obat Bebas Tidak Digunakan Pada Kalangan Rumah Tangga Kecamatan Banjarmasin Timur

Abstract

Latar Belakang: Total biaya perawatan kesehatan paling besar dipengaruhi pada pengeluaran untuk obat-obatan dan diperkirakan memiliki konsekuensi terhadap finansial. Biaya obat-obat tidak digunakan di Indonesia masih kurang menjadi perhatian dan dasar evaluasi terhadap kerugian biaya perawatan kesehatan yang dikeluarkan oleh pasien atau masyarakat.
 Tujuan: Mengetahui jumlah estimasi nilai ekonomi obat bebas tidak digunakan pada kalangan rumah tangga Kecamatan Banjarmasin Timur.
 Metode: Penelitian yang digunakan jenis survey dengan pengumpulan informasi menggunakan kuesioner. Populasi dan sampel adalah masyarakat Kecamatan Banjarmasin Timur dengan jumlah 100 responden, diambil dengan teknik pengambilan probability sampling. Data dianalisis menggunakan microsoft excel, dihitung perkiraan biaya berdasarkan Harga Eceran Tertinggi yang tertera pada layanan online apotek swasta dalam nilai Rupiah (Rp) dan persentase (%).
 Hasil: Penelitian ini menemukan obat-obatan yang sedang digunakan dan sebagai persediaan yaitu Rp.411.278 (58%) dari total harga obat dengan rata-rata per orang sebesar Rp.3.917, dengan status obat yang sudah tidak digunakan pada masyarakat Kecamatan Banjarmasin Timur yang telah dilakukan perhitungan biaya dan didapatkan biaya sebesar Rp.224.317 (32%) dengan rata-rata per orangnya adalah Rp.3.348, dan untuk obat yang kadaluarsa didapatkan biaya sebesar Rp.72.660 (10%) dengan rata-rata Rp.2.270 per orangnya.
 Simpulan: Jumlah rumah tangga yang menyimpan obat sisa dikalikan dengan harga rata-rata obat tidak digunakan per orang dalam rumah tangga sebesar Rp.3.348 pada penelitian ini maka nilai ekonomi obat tidak digunakan yang bisa dihemat bernilai Rp.163.429.272.

Edukasi “DAGUSIBU” (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat) dalam meningkatkan kepedulian penggunaan obat secara rasional di masyarakat

“…Adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi menunjukan penggunaan obat yang tidak rasional (Khairiyati, 2015). Jika status obat dikelompokkan menurut obat yang sedang digunakan, obat untuk persediaan jika sakit, dan obat sisa maka 32,1% menyimpan obat yang sedang digunakan, 47,0 % menyimpan obat sisa dan 42,2 % yang menyimpan obat untuk persediaan (Andriani et al, 2022;Naufal et al, 2021). Obat sisa dalam hal ini adalah obat sisa resep dokter atau obat sisa dari penggunaan sebelumnya yang tidak dihabiskan.…”

Economic Losses of Unused Medicines Among Households in Grobogan Regency

“…Hasil penelitian diketahui obat paracetamol banyak digunakan karena obat paracetamol mudah didapatkan oleh masyarakat secara bebas. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Naufal tahun 2021 bahwa, banyaknya orang menggunakan paracetamol karena dianggap sebagai obat yang paling aman, mudah didapatkan secara bebas dan terjangkau (Naufal et al, 2021). Kelompok Antidiabetik 0,3% total harga obat Rp 1.750.…”