2016
DOI: 10.25078/jpm.v1i1.43
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Etika Sebagai Dasar Pengendalian Diri Manusia

Abstract: 89 I. PENDAHULUANManusia adalah homo sosius makhluk berteman.Ia tidak dapat hidup sendirian, ia selalu bersama sama dengan orang lain. Manusia hanya dapat hidup dengan sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai arti, apabila ia hidup bersamasama dengan manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tampa berhubungan dan tampa bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia akan dapat berkembang dengan wajar. Hal ini ternyata bahwa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Ketiganya berfungsi secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, serta berperan penting dalam membentuk karakter/pribadi seseorang. Subagia (2016) menjabarkan bagian-bagian Tri Kaya Parisudha yang terdiri atas "Manacika Parisudha" yaitu berpikir yang benar dan suci, "Wacika Parisudha" yaitu berkata yang baik dan benar, dan "Kayika Parisudha" yaitu berbuat yang baik dan benar (Subagia, 2016). Lebih lanjut, Jayendra (2018) menerangkan bahwa Manacika/pikiran harus dikendalikan agar selalu mengarah pada kebaikan, Wacika/perkataan hendaknya dituntun untuk selalu sopan dan benar, serta Kayika/perbuatan harus selalu dilandasi oleh dharma/kebaikan yang hakiki (Jayendra, 2014).…”
Section: Penerapan Pendidikan Karakter DI Era Modernunclassified
“…Ketiganya berfungsi secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, serta berperan penting dalam membentuk karakter/pribadi seseorang. Subagia (2016) menjabarkan bagian-bagian Tri Kaya Parisudha yang terdiri atas "Manacika Parisudha" yaitu berpikir yang benar dan suci, "Wacika Parisudha" yaitu berkata yang baik dan benar, dan "Kayika Parisudha" yaitu berbuat yang baik dan benar (Subagia, 2016). Lebih lanjut, Jayendra (2018) menerangkan bahwa Manacika/pikiran harus dikendalikan agar selalu mengarah pada kebaikan, Wacika/perkataan hendaknya dituntun untuk selalu sopan dan benar, serta Kayika/perbuatan harus selalu dilandasi oleh dharma/kebaikan yang hakiki (Jayendra, 2014).…”
Section: Penerapan Pendidikan Karakter DI Era Modernunclassified