2022
DOI: 10.35473/jhhs.v4i1.132
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Rasau Jaya

Abstract: Hypertension is one of the biggest causes of morbidity in the world and is often referred to as the silent killer. Data from the World Health Organization (WHO) in 2015 showed that the prevalence of hypertension in the world reached around 1.13 billion individuals. Hypertensive patients require long-term therapy to improve their quality of life. The purpose of this study was to evaluate the appropriateness of the use of antihypertensive drugs at the Rasau Jaya Health Center in 2021. This research is descriptiv… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Laki-laki 39 48,75 % 2 Perempuan 41 51,25 % Jumlah 80 100 % Berdasarkan data tabel 1, diketahui bahwa pasien yang mengalami gangguan jiwa atau depresi berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak terjadi yaitu pasien yang berjenis kelamin perempuan dengan presentase 51,25% (41 pasien) dan presentase yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48,75% (39 pasien). Hal ini diketahui bahwa perempuan lebih mudah terkena depresi dibandingkan dengan laki-laki, dikarenakan perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar masalah hormonal, seperti perubahan tubuh pada masa pubertas, menstruasi yang parah, kehamilan, dampak dari melahirkan, perempuan cenderung terpapar dengan lingkungan yang mengakibatkan stress dan pola perilaku yang dipelajari, perempuan mempunyai kecenderungan lebih pemikir dibandingkan laki-laki, perempuan sering memikirkan sesuatu hal secara berlebihan yang membuatnya rentan mengalami stres, hal tersebut sesuai dengan data WHO (World Health Organization) bahwa depresi lebih dominan terjadi pada perempuan daripada laki-laki (Agustin, 2022) 100 % Berdasarkan data tabel 2, diketahui bahwa jumlah pasien dengan karakteristik umur pasien yang paling banyak yaitu pada umur 26-35 tahun sebanyak 27,5% (22 pasien), karena gangguan jiwa sering terjadi pada usia kerja yaitu setelah usia 20 tahun yang merupakan usia produktif. Pada usia produktif biasanya manusia dituntut untuk bisa mandiri dalam menciptakan kesejahteraan hidupnya, menggerakan pikirannya dan tenaganya untuk menghadapi berbagai konflik, baik konflik fisik maupun psikis, sehingga kecenderungan tersebut dapat mengalami depresi yang lebih besar (Haemuni.…”
Section: Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelaminunclassified
“…Laki-laki 39 48,75 % 2 Perempuan 41 51,25 % Jumlah 80 100 % Berdasarkan data tabel 1, diketahui bahwa pasien yang mengalami gangguan jiwa atau depresi berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak terjadi yaitu pasien yang berjenis kelamin perempuan dengan presentase 51,25% (41 pasien) dan presentase yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48,75% (39 pasien). Hal ini diketahui bahwa perempuan lebih mudah terkena depresi dibandingkan dengan laki-laki, dikarenakan perempuan mempunyai kecenderungan dua kali lebih besar masalah hormonal, seperti perubahan tubuh pada masa pubertas, menstruasi yang parah, kehamilan, dampak dari melahirkan, perempuan cenderung terpapar dengan lingkungan yang mengakibatkan stress dan pola perilaku yang dipelajari, perempuan mempunyai kecenderungan lebih pemikir dibandingkan laki-laki, perempuan sering memikirkan sesuatu hal secara berlebihan yang membuatnya rentan mengalami stres, hal tersebut sesuai dengan data WHO (World Health Organization) bahwa depresi lebih dominan terjadi pada perempuan daripada laki-laki (Agustin, 2022) 100 % Berdasarkan data tabel 2, diketahui bahwa jumlah pasien dengan karakteristik umur pasien yang paling banyak yaitu pada umur 26-35 tahun sebanyak 27,5% (22 pasien), karena gangguan jiwa sering terjadi pada usia kerja yaitu setelah usia 20 tahun yang merupakan usia produktif. Pada usia produktif biasanya manusia dituntut untuk bisa mandiri dalam menciptakan kesejahteraan hidupnya, menggerakan pikirannya dan tenaganya untuk menghadapi berbagai konflik, baik konflik fisik maupun psikis, sehingga kecenderungan tersebut dapat mengalami depresi yang lebih besar (Haemuni.…”
Section: Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelaminunclassified
“…Berbagai penelitian klinik membuktikan bahwa, obat antihipertensi yang diberikan tepat waktu, dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40%, infark miokard 20-25% dan gagal jantung lebih dari 50% (Kemenkes RI, 2013). Obat Antihipertensi yang paling banyak diresepkan oleh dokter untuk penderita hipertensi dipuskesmas adalah Amlodipin, Kaptopril, dan Hidroklorotiazid (HCT) dan paling banyak diberikan dengan dosis tunggal (Kristanti, 2015). Dalam penanganan hipertensi, para ahli umumnya mengacu kepada Standard guideline-guideline yang ada .…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa lansia berjumlah 2 responden dan jenis kelamin perenpuan, lansia berusia 61 tahun dan 60 tahun. Penderita hipertensi lebih banyak pada perempuan (65%) sedangkan pada laki-laki (35%) (Kristanti, 2015). Memasuki usia 60 tahun sangat rentang dengan berbagai penyakit degeneratif, diantaranya penyakit kardiovaskuler.…”
Section: Pembahasanunclassified