Latar Belakang: Anemia pada remaja putri merupakan masalah kesehatan yang membawa dampak pada kesehatan dan produktivitas. Untuk mencegahnya, Pemerintah Indonesia menyelenggarakan program pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri. Tingkat penerimaan atau kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri menjadi tantangan kritis untuk dipahami.
Tujuan: Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan program pemberian TTD pada remaja putri di Indonesia.
Metode: Penelusuran literatur dilakukan pada database NCBI, PubMed, Scopus, ScienceDirect, dan Garuda untuk literatur yang dipublikasi pada 2013-2023 sesuai panduan PRISMA. Artikel diulas apabila berasal dari jurnal terindeks Scopus Q1-Q4 atau Sinta 1-Sinta 3 dengan desain penelitian eksperimental atau observasional yang dilakukan di Indonesia.
Ulasan: Delapan artikel yang membahas penelitian di 5 provinsi di Indonesia menemukan bahwa cakupan program pemberian TTD < 50% dan penerimaan program pemberian TTD yang sesuai standar di Indonesia berkisar pada 0-25,2%. Mayoritas penyelenggaraan program pemberian TTD dan cara distribusi TTD dilakukan tidak sesuai standar, di mana TTD belum tentu diberikan setiap minggu dan dikonsumsi secara serentak di sekolah. Faktor yang mendorong maupun menghambat konsumsi TTD pada remaja putri meliputi pengetahuan, motivasi, efikasi diri, sikap, orang tua, teman sebaya, kebijakan dan komitmen sekolah, serta tablet tambah darah yang diberikan.
Kesimpulan: Penerimaan program pemberian TTD di Indonesia secara umum masih sangat rendah. Untuk mengatasinya, diperlukan peningkatan edukasi kepada remaja putri dan orang tua terkait anemia dan TTD, perbaikan sistem distribusi TTD di sekolah, dan penyediaan fasilitas penunjang konsumsi TTD.
Kata kunci: anemia, tablet tambah darah, penerimaan program, Indonesia