2005
DOI: 10.24832/jpnk.v11i52.677
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Proses Belajar Mengajar Senam melalui Masukan dan Proses Model Context, Input, Process and Product (CIPP) di SLTP Kota Manado 2001

Abstract: Kenyataan lapangan membuktikan bahwa terjadinya kesenjangan antara tujuan khusus pengajaran dengan apa yang dikerjakan guru Pendidikan jasmani di lapangan menyebabkan prestasi akademik tidak dinyatakan secara jelas. Penekanan evaluasi proses belajar mengajar di sekolah adalah pada evaluasi formatif dan sumatif, tanpa disadari bahwa berbagai penyimpangan dan kekurangan sering dialami guru pendidikan jasmani dalam merencanakan program pengajaran senam dan mentransformasikan ke dalam proses belakar mengajar. Pemb… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…CIPP sering digunakan pula untuk mengevluasi efektifitas program pembelajaran. Selama ini evaluasi pembelajaran menggunakan model CIPP cukup efektif seperti pembelajaran IPA (Bhakti, 2017), pembelajaran Bahasa Inggris (Ulumi, 2016), program pelatihan (Ulumi, 2016), program peningkatan pembelajaran (Zhang et al, 2001), evaluasi kurikulum SMK (Baysha & Astuti, 2016), evaluasi program mengajar senam (Terry, 2005), dan evaluasi standar profesionalisme guru (Suryobroto, Hastuti, & Jatmika, 2018). Frechtling (2015) yang memaparkan kelemahan dan kelebihan model logis.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…CIPP sering digunakan pula untuk mengevluasi efektifitas program pembelajaran. Selama ini evaluasi pembelajaran menggunakan model CIPP cukup efektif seperti pembelajaran IPA (Bhakti, 2017), pembelajaran Bahasa Inggris (Ulumi, 2016), program pelatihan (Ulumi, 2016), program peningkatan pembelajaran (Zhang et al, 2001), evaluasi kurikulum SMK (Baysha & Astuti, 2016), evaluasi program mengajar senam (Terry, 2005), dan evaluasi standar profesionalisme guru (Suryobroto, Hastuti, & Jatmika, 2018). Frechtling (2015) yang memaparkan kelemahan dan kelebihan model logis.…”
Section: Pendahuluanunclassified