2018
DOI: 10.29244/jpsl.8.2.151-160
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Status Mutu Air Danau Rawapening

Abstract: Increasing type and number of human activities will impact on decreasing quality of water. Therefore, it is necessary to determine the water quality status of Rawapening Lake regularly to ensure that the water quality remains in its natural condition. The purposes of this study were to evaluate the water quality status and class of Rawapening Lake. The survey was done in the lake during dry season for 3 months (July to September 2016). Water sampling conducted in seven locations. The measured variables were al… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
7
0
10

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(17 citation statements)
references
References 3 publications
0
7
0
10
Order By: Relevance
“…DTA merupakan hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke Danau Rawa Pening, sehingga pola pemanfaatan lahan dan aktivitas ekonominya akan memengaruhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas air yang masuk kedalam danau. Danau Rawa Pening merupakan salah satu danau prioritas yang menghadapi persoalan eutrofikasi, penutupan eceng gondok (Eicchornia crassipes), dan sedimentasi cukup parah (Girsang et al, 2019;Hidayati et al, 2018) serta ketersediaan air (Nugroho, 2017) dan kualitasnya (Aida & Utomo, 2017;Heriza, Sukmono, & Bashit, 2018;Piranti, Rahayu, & Waluyo, 2018). Meskipun eceng gondok dianggap sumber masalah, tetapi ada masyarakat yang menganggap eceng gondok bermanfaat terutama untuk peningkatan pendapatan (Ningsih et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…DTA merupakan hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke Danau Rawa Pening, sehingga pola pemanfaatan lahan dan aktivitas ekonominya akan memengaruhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas air yang masuk kedalam danau. Danau Rawa Pening merupakan salah satu danau prioritas yang menghadapi persoalan eutrofikasi, penutupan eceng gondok (Eicchornia crassipes), dan sedimentasi cukup parah (Girsang et al, 2019;Hidayati et al, 2018) serta ketersediaan air (Nugroho, 2017) dan kualitasnya (Aida & Utomo, 2017;Heriza, Sukmono, & Bashit, 2018;Piranti, Rahayu, & Waluyo, 2018). Meskipun eceng gondok dianggap sumber masalah, tetapi ada masyarakat yang menganggap eceng gondok bermanfaat terutama untuk peningkatan pendapatan (Ningsih et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Keberadaan fosfat pada badan air yang melebihi baku mutu juga berpotensi menurunkan kualitas air Sungai Bedadung, selain kandungan sulfida dan klor. Fosfat dalam bentuk ortofosfat pada badan air berfungsi sebagai komponen makronutrien untuk pertumbuhan plankton (Piranti et al, 2018;Marselina dan Burhanudin, 2018). Konsentrasi fosfat yang tinggi pada badan air memicu terjadinya fenomena ledakan pertumbuhan alga sehingga menurunkan kualitas sumber air.…”
Section: Perhitungan Indeks Kualitas Airunclassified
“…Nilai rerata total coliform pada Sungai Bedadung yang melewati wilayah perkotaan Kabupaten Jember pada periode pengamatan tahun 2016-2019. Keberadaan bakteri coliform pada badan air bisa menjadi indikasi keberadaan bakteri patogen seperti E. Coli yang berbahaya bagi kesehatan manusia jika dimanfaatkan sebagai sumber air bersih (Piranti et al, 2018).…”
Section: Perhitungan Indeks Kualitas Airunclassified
See 1 more Smart Citation
“…The water sources in Rawapening Lake are from the rainwater, groundwater, and the river flow originating from the nine sub-watersheds (Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2011). The activities of the people around the watersheds and Rawapening Lake such as wood industry, plantations, paddy irrigation, household waste disposal, fisheries, and tourism could cause the contamination of heavy metals Copper (Cu) in the lake water (Piranti et al, 2018). Based on the previous research, it was found that the content of heavy metals Cu in the lake water was 2.032 mg/l and the standard quality in Indonesia was 0.02 mg/l (Peraturan Pemerintah, 2001;Hidayah et al, 2012).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%