Manuver jaringan merupakan serangkaian kegiatan manipulasi jaringan tegangan menengah yang melibatkan dua penyulang atau lebih dengan tujuan meminimalisasi terjadinya padam akibat gangguan dengan memperhatikan susut daya pada jaringan. Dalam melakukan manuver jaringan, pemilihan susut daya terendah bertujuan meminimalisasi kerugian dan mendapatkan penyaluran maksimal. Susut daya terjadi akibat adanya resistansi pada kawat penghantar jaringan tegangan menengah yang teraliri arus sehingga menimbulkan suhu tinggi. Manuver jaringan pada penyulang PWO2 Purworejo dapat dilakukan pada penyulang PWO5 atau penyulang PWO11 karena memiliki konfigurasi loop. Penyulang PWO2 memerlukan pelimpahan beban sebesar 144,3 A dengan opsi manuver jaringan pada penyulang PWO5 memiliki arus beban total 148,97 A dan penyulang PWO 11 memiliki arus beban total 204 A. Berdasarkan perhitungan susut daya resistansi dari kedua opsi manuver jaringan memiliki perbedaan dimana, PWO5 sebesar 2,7% dan PWO11 sebesar 6,7% dari total daya penyulang. Menimbang dari total beban dan susut daya aktif jaringan, PWO5 menjadi opsi utama dalam manuver jaringan pelimpahan beban dari penyulang PWO2. Persentase susut daya pasca manuver jaringan mengalami kenaikan menjadi 6,3% dari total daya penyulang penerima beban (PWO5). Dalam manuver jaringan, tingkat Energy Not Supplied (ENS) pada saat pemadaman turun dari 13.493,67 kWh menjadi 77,64 kWh. Kerugian yang dialami dari ENS dan kenaikan susut daya pasca manuver jaringan, saat terjadinya pemadaman tanpa manuver jaringan kerugian total sebesar 20,1 juta rupiah. Namun, dengan manuver jaringan saat terjadi pemandaman, kerugian total 2,8 juta rupiah atau turun hingga 85,9%.