Pertanian padi merupakan kegiatan pertanian yang vital di Indonesia, dengan Jawa Barat sebagai wilayah yang sangat penting dalam lanskap pertanian ini. Namun, musim kemarau yang berulang menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap budidaya padi di wilayah ini. Sistem irigasi terpadu, yang menggabungkan berbagai sumber air dan teknik irigasi yang canggih, menawarkan solusi potensial untuk mengatasi tantangan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, yang mengintegrasikan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif, untuk menilai secara komprehensif implementasi sistem irigasi terpadu di Jawa Barat. Temuan-temuannya menunjukkan distribusi sistem irigasi terpadu yang tidak merata di wilayah studi, dengan tingkat adopsi yang lebih tinggi di beberapa daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Air permukaan merupakan sumber utama untuk sistem ini, yang mendukung keandalan sumber air di daerah-daerah tertentu. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem irigasi terpadu secara signifikan meningkatkan hasil panen padi, dengan peningkatan rata-rata 20% selama musim kemarau. Selain itu, petani yang mengadopsi sistem ini melaporkan pendapatan bersih yang lebih tinggi, yang menekankan kelayakan ekonomi dari teknologi tersebut. Tantangan yang dihadapi antara lain biaya awal yang tinggi, kebutuhan akan pengetahuan teknis, dan masalah hak atas air, yang menghambat adopsi sistem irigasi terpadu secara luas. Namun, manfaatnya sangat besar, termasuk peningkatan produktivitas, pengurangan kerentanan terhadap variabilitas iklim, pemberdayaan ekonomi, dan ketahanan iklim. Selain itu, studi ini juga menyoroti aspek sosial-budaya dalam adopsi, menggarisbawahi pentingnya keterlibatan masyarakat dan pengetahuan bersama.