Association between atopy and development of allergic contact dermatitis (ACD) remains controversial. T cell disfunctions in a patient with atopy complicate the process of nickel sensitization. On the other, the decrease of the skin barrier function and overexpression of Langerhans cells in the patient facilitate the sensitization. This study aimed to evaluate the association between atopy and incidence of nickel ACD. A case-control study was carried out in Allergic and Immunology Sub Department of Dermato-Venereology Policlinic, Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, involving 54 nickel ACD patients as case group and 74 healthy subjects as control group. All subjects underwent prick test allergens i.e. house dust, dust mite, cockroach, mixed fungi, nuts and egg white. The skin reaction was considered as a positive result if a wheal diameter of at least 3 mm larger than the negative control or a minimum of half of the positive control. The relationship between atopy and the nickel ACD incidence was analyzed using Chi-Square test with confidence interval (CI) of 95%. A significant association between atopy and the nickel ACD incidence was observed in this study. Subjects with atopy to 1 allergen had risk of nickel ACD 3.74 higher than subjects without atopy (odds ratio/ OR=3.74; 95%CI = 1.64-8.53). Furtheremore, subjects with atopy to 2 allergens had risk of nickel ACD 3.74 higher than subjects without atopy (OR=2.08; 95%CI = 1.01-4.29). In conclusion, atopy is a risk factor of nickel ACD.
ABSTRAKHubungan antara atopi dan munculnya dermatitis kontak alergi (DKA) masih kontroversial. Pada penderita atopi terjadi gangguan fungsi sel T yang menghambat proses sensitisasi nikel. Di sisi lain, fungsi sawar kulit penderita atopi menurun dan terjadi ekspresi berlebih sel Langerhans yang mempermudah sensitisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara atopi dan kejadian DKA nikel. Penelitian menggunakan rancangan kasus kontrol dilakukan di Divisi Alergi dan Imunologi, Poliklinik Kulit dan Kelamin, Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta yang melibatkan 54 pasien DKA nikel positif sebagai kelompok kasus dan 74 sukarelawan sehat sebagai kelompok kontrol. Semua subjek menjalai tes tusuk dengan beberap alergen yaitu debu rumah, tungau debu, kecoa, mixed fungi, kacang tanah dan putih telur. Hasil tes dikatakan positif bila diameter reaksi kulit e" 3 mm dari kontrol negatif atau separo dari kontrol positif. Hubungan antara atopi dengan kejadian DKA nikel dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan taraf kepercayaan 95%. Hubungan nyata antara atopi dengan kejadian DKA nikel ditemukan dalam penelitian ini. Subjek dengan atopi terhadap 1 alergen mempunyai risiko DKA nikel 3,74 lebih tinggi dibandingkan dengan subjek tanpa atopi (OR=3,74; 95%CI = 1,64-8,53). Selanjutnya subjek dengan atopi terhadap 2 alergen mempunyai risiko DKA nikel 2,08 lebih tinggi dibandingkan dengan subjek tanpa atopi (OR=2,08; 95%CI = 1,01-4,29). Dapat disimpulkan bahwa atopi merupakan faktor risiko DKA nikel.