Neuropati perifer adalah gangguan serabut saraf tepi akibat sekunder dari berbagai proses patologis seperti diabetes melitus, kekurangan vitamin maupun obat-obatan seperti obat kemoterapi. Gejala klinis berupa gangguan motorik, sensorik, dan gangguan otonom. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi rentan mengalami gejala neuropati perifer yang disebabkan oleh perubahan anatomis (seperti degenerasi aksonal distal) atau perubahan fisiologis. Untuk itu diperlukan edukasi terkait neuropati perifer pada pasien yang menjalani kemoterapi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien poli onkologi mengenai efek samping penggunaan obat kemoterapi, seperti gangguan saraf tepi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Gedung Onkologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Implementasi kegiatan mengenai edukasi gangguan saraf tepi akibat obat kemoterapi dilakukan dengan memberikan pre-test, penyampaian materi edukasi, post-test, dan diskusi. Edukasi ini diikuti oleh tiga puluh orang partisipan yang merupakan pasien poli onkologi RSUD Provinsi NTB. Pada kegiatan pretest didapatkan masih banyak partisipan belum mengetahui gangguan saraf tepi akibat efek samping obat. Pada post-test, skor pengetahuan diatas rata-rata (100%) terkait gangguan saraf tepi akibat efek samping obat. Hal ini menunjukkan efektivitas edukasi dan metode yang digunakan. Terdapat peningkatan pemahaman pasien poli onkologi pada RSUD Provinsi NTB terkait neuropati akibat efek samping obat kemoterapi.