Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga di Indonesia. Ketersediaan tenaga kerja di sektor formal maupun informal sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sektor informal merupakan sektor yang masih mendominasi lebih tinggi di Indonesia karena sektor ini merupakan alternatif yang terbuka luas bagi masyarakat di Indonesia. Namun, kesejahteraan pekerjaan tersebut berpengaruh pada mekanisme transmisi alokasi pekerjaan intra rumah tangga, termasuk pekerja perempuan. Studi ini menganalisis partisipasi tenaga kerja perempuan di sektor formal dan informal terhadap kesejahteraan rumah tangga di Pulau Sumatera. Metode analisis yang digunakan adalah Two Stage Least Square (2SLS) melalui Instrumen Variabel (IV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala rumah tangga wanita yang bekerja di sektor informal memiliki kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor formal dan kepala rumah tangga wanita yang berstatus janda cenderung memiliki kesejahteraan yang rendah. Pemerintah daerah diharapkan mampu memaksimalkan kebijakan pembangunan manusia untuk mengurangi kesenjangan antar isu gender, khususnya bagi perempuan.