Diare, salah satu masalah kesehatan global lazim, yang terus menimbulkan beban yang signifikan bagi masyarakat disuluruh dunia. Meskipun pengobatan konvensional sudah tersedia, pencarian agen terapeutik baru dan efektif telah mengarah pada eksplorasi tanaman obat tradisional. Penelitian ini berfokus pada Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium), rempah-rempah asli dari wilayah sumatera utara, Indonesia, yang terkenal dengan profil rasa yang unik dan potensi khasitanya sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi potensi anti-bakteri dan anti-diare dari ekstrak metanol dan nano emulsi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium).
Aktivitas anti-bakteri terhadap E.Coli dinilai menggunakan metode difusi cakram dengan ekstrak metanol Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) (50-350 mg/mL) dan metode mikrodilusi (500 mg/mL) untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Penelitian anti-diare menggunakan 30 ekor tikus wistar janatan dengan ekstrak nano emulsi Andaliman (25-75 mg/KgBB). Tikus diinduksi dengan minyak jarak dan frekuensi buang air besar serta feses yang cair diamati selama 1 jam. Setelah itu, tikus diberi arang aktif sebagai penanda dan dibiarkan selama satu jam sebelum menjalani pembedahan untuk mengukur panjang usus, berat feses dan jarak perpindahan arang.
Ekstrak metanol Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) menunjukkan efek penghambatan moderat terhadap E.Coli, dengan KHM dan KBM sebesar 55,56 mg/mL. Potensi sebagai anti-diare, ekstrak nano emulsi Andaliman menunjukkan perbedaan yang signifikan pada dosis 50mg/KgBB untuk frekuensi diare dan tinja encer. Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada hasil gastrointestinal dan entero-pooling.
Kesimpulan yang didapat Ekstrak metanol dan nanoemulsi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) menunjukkan aktivitas antibakteri terhdap E.Coli dan menunjukkan potensi anti diare.