Latar Belakang: Selama pandemi COVID-19, santri Madrasah Aliah (sederajat Sekolah Menengah Atas) tetap melaksanakan kegiatan belajar di sekolah, namun mereka dapat tinggal di rumah atau asrama. Perbedaan kondisi tempat tinggal ini dapat mempengaruhi skor keragaman pangan dan status gizi.
Tujuan: Untuk membandingkan skor keragaman pangan dan status gizi antara santri yang tinggal di asrama dan rumah selama pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan pada 232 (116 asrama dan 116 rumah) santri dan santriwati berusia 16-18 tahun di 8 pesantren di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Subjek dipilih melalui clustered random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan kuesioner recall 2x24 jam untuk mendapatkan Individual Dietary Diversity Score (IDDS) serta pengukuran berat dan tinggi badan untuk menghitung skor-Z IMT/U. Data dianalisis dengan uji T Independent, Mann Whitney U, Chi Square, Rank Spearman dan General Linear Model.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan usia dan jumlah subjek yang terkonfirmasi COVID-19 antar subjek yang tinggal di asrama dan rumah. Rerata skor IDDS (p<0.001) dan skor-Z IMT/U (p<0.001) subjek yang tinggal di rumah lebih tinggi daripada subjek yang tinggal di asrama. Rerata uang saku subjek yang tinggal di rumah juga lebih tinggi daripada subjek yang tinggal di asrama (p<0,001). Setelah dikontrol IDDS dan uang saku, skor-Z IMT/U subjek yang tinggal di rumah tetap lebih tinggi daripada subjek yang tinggal di asrama.
Kesimpulan: Selama pandemi COVID-19, santri yang tinggal di rumah mempunyai skor keragaman pangan dan skor-Z IMT/U yang lebih tinggi dibandingkan dengan santri yang tinggal di asrama.
Kata kunci: Skor Keragaman Pangan, Indeks Masa Tubuh, Asrama, Rumah, Pandemi COVID-19