Pada awal tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi yang mengejutkan dunia. Virus yang menular dan berbahaya ini melumpuhkan sebagian besar negara di dunia. Paparan media tentang virus menyebabkan berbagai spekulasi dan asumsi tentang virus. Diskusi tentang virus menjadi terhangat yang diperbincangkan oleh berbagai kalangan dalam segala bentuk media massa, termasuk sebuah komunitas dalam media sosial. Sekelompok remaja dalam group WhatsApp bernama Monster Rabbits’ yang juga menjadikan kasus ini sebagai salah satu topik yang selalu diperbincangkan. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan tema diskusi mereka, mengungkap rantai tema yang terbentuk dalam kelompok terkait dengan kasus COVID-19, dan untuk mengenali budaya obrolan mereka dalam kelompok. Teori konvergensi simbolik menjadi teori yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode etnografi virtual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara offline-online, observasi, dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa tema yang terbentuk adalah tentang kesadaran mereka akan virus. Rantai yang terbentuk dalam percakapan dimulai dengan kasus COVID-19 di mana mereka mendapatkan sebagian besar informasi, perasaan mereka tentang hal itu, dan langkah-langkah untuk mencegah diri mereka sendiri dalam pengananan virus. Bagian terakhir dari diskusi adalah tema-tema yang mengungkap rantai fantasi yang memperdebatkan bagaimana virus dapat muncul di tempat pertama dan menyebar ke seluruh dunia. Budaya obrolan yang ditunjukkan dalam kelompok terdiri dari empat kategori, yaitu; penggunaan bahasa sehari-hari, penggunaan stiker yang difasilitasi oleh aplikasi, penggunaan screen shoot gambar dari situs web lain, dan penggunaan bahasa campuran antara Indonesia dan Inggris.