Smart Home merupakan salah satu bentuk implementasi teknologi Internet of Things dalam bentuk rumah cerdas yang dapat melalukan manajemen, pemantauan, bahkan pelaporan. Selain itu rumah cerdas dapat dilengkapi dengan peralatan keamanan seperti smart door yang dapat membuka maupun mengunci pintu secara otomatis ketika mengenali wajah pemilik rumah. Namun model smart door ini memiliki kelemahan yang di mana data yang tersimpan di dalam server maupun perangkat tidak diamankan secara end-to-end. Perangkat yang menyimpan data-data gambar pemilik rumah tidak dienkripsi dengan algoritma tertentu maupun validasi keaslian data gambar. Sehingga masalah ini dapat dimanfaatkan pihak luar dengan melakukan masquerading atau menyamar dengan cara memasukkan data palsu di dalam perangkat. Berdasarkan masalah yang sudah dideskripsikan, penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan keamanan data end-to-end model dengan algoritma Advanced Encryption Standard. Selain itu, penelitian ini juga melengkapi tingkat keamanan dengan validasi integritas data terenkripsi menggunakan teknik Truncated Decimal-converted SHA-1 Checksum untuk membuat nilai hash unik yang dapat mencegah modifikasi di masing-masing data gambar. Dari hasil eksperimen perbandingan model yang dilakukan, terjadi kenaikan kebutuhan sumber daya perangkat sebanyak 0,81% peningkatan waktu proses, 18% penggunaan CPU, 5,3% penggunaan data, dan 5,04% untuk penggunaan memori seluruh proses. Namun peningkatan kebutuhan kinerja ini tidak sebanding dengan fitur keamanan yang dihadirkan oleh algoritma Advanced Encryption Standard dalam mengamankan data perangkat dan server. Sehingga dengan improvisasi keamanan ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan data pemilik rumah dari pihak luar.