Breast cancer is a health burden in the world where breast cancer cases are the main determinant of morbidity and mortality in women. Most breast cancer patients are late for examination and are already in an advanced stage. Although there has been a screening program, one of which is breast self-examination (BSE), the practice of BSE in the community is still low. In fact, the majority of breast cancer cases are discovered by the sufferer himself. This study was conducted to determine the relationship between family history of breast cancer, knowledge and attitudes towards BSE behavior. This is a quantitative study with a cross-sectional study design approach. The population in this study are women aged 20-29 years who live in the working area of the Kendalsari Health Center. The sample size is 115 people, based on purposive sampling technique. Primary data were then analyzed univariately through the frequency distribution table, bivariate using chi-square test and multivariate using multiple logistic regression test. The results of statistical tests stated that a family history of breast cancer had no relationship with BSE behavior (p equal to 1.44), while the knowledge variable (OR equal to 17.9; 95 percent Cl equal to 5.644 – 56.788) and the attitude variable (OR equal to 21.0 ; 95 percent Cl 6,621 – 66,98) meaning that there is a relationship to BSE behavior (p value less than 0.05), where the more dominant variable affecting BSE behavior is the attitude variable. So with this research, it is hoped that it can improve BSE behavior in the community through BSE-related programs run by puskesmas and cadres such as BSE counseling and training.
Abstrak: Kanker Payudara menjadi beban kesehatan didunia dimana kasus kanker payudara menjadi determinan utama kesakitan dan kematian pada wanita. Sebagian besar penderita kanker payudara terlambat melakukan pemeriksaan dan sudah berada dalam stadium lanjut. Meski telah ada program skrining salah satunya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), akan tetapi praktik SADARI di masyarakat masih rendah. Padahal kasus kanker payudara mayoritas ditemukan pertama kali oleh penderitanya sendiri. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan riwayat kanker payudara keluarga, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku SADARI. Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain studi cross-sectional . Populasi pada penelitan ini yaitu wanita berusia 20-29 tahun yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kendalsari. Besar sampel yaitu 115 orang, berdasarkan teknik purposive sampling. Data primer selanjutnya dianalisis univariat melalui tabel distribusi frekuensi, bivariat menggunakan uji chi-square serta multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil uji statistik menyatakan bahwa riwayat kanker payudara keluarga tidak memiliki hubungan dengan perilaku SADARI (psama dengan1,44), sedangkan variabel pengetahuan (OR sama dengan 17,9 ; 95 persen Cl sama dengan 5,644 – 56,788) serta variabel sikap (OR sama dengan 21,0 ; 95 persen Cl 6,621 – 66,98) artinya terdapat hubungan terhadap perilaku SADARI (nilai p kurang dari 0,05), dimana variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap perilaku SADARI adalah variabel sikap. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku SADARI pada masyarakat melalui program terkait SADARI yang dijalankan oleh puskesmas maupun kader seperti penyuluhan dan pelatihan SADARI.