ABSTRAKLatar Belakang : Pemenuhan kebutuhan gizi pada balita sangat berpengaruh pada keberhasilan tumbuh kembang terutama di masa-masa emas kehidupannya. Perkembangan yang kurang optimal selama masa bayi dapat berlanjut hingga masa balita hingga dewasa dan menyebabkan gangguan pada prestasi akademik, sumber daya manusia yang kurang baik sehingga berdampak pada perekonomian suatu negara. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan balita di wilayah Puskesmas Sibela Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini kuantitatif, desain penelitian observasional analitik. Populasi berjumlah 665 balita. Sampel sebanyak 101 balita yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan multivariat dengan regresi logistic. Hasil : Hasil dari uji statistik dengan chi square didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan perkembangan balita adalah umur p=0,020, berat badan lahir p=0,002, status gizi p=0,001, riwayat pemberian ASI eksklusif p=0,020, kelengkapan imunisasi p=0,006, pendidikan ibu p=0,002 dan penggunaan gadget p=0,002. Faktor yang tidak berhubungan dengan Perkembangan balita adalah jenis kelamin anak p=0,273 dan pendapatan orang tua p=0,855. Dari hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistic, didapatkan hasil status gizi merupakan faktor yang paling berhubungan dengan Perkembangan balita dengan p=0,002 dan Odds Ratio 16,769. Simpulan : Ada hubungan antara umur, berat badan lahir, status gizi, riwayat pemberian ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi, pendidikan ibu dan penggunaan gadget dengan perkembangan balita. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan pendapatan orang tua dengan Perkembangan balita. Faktor yang paling berhubungan dengan perkembangan balita adalah status gizi. Diharapkan dengan adanya pola asuh orang tua yang baik dalam pemberian nutrisi balita dan peran bidan dalam pemberian edukasi tentang gizi balita dapat meningkatkan status gizi balita sehingga dapat berdampak pada perkembangan balita yang optimal.