2020
DOI: 10.33860/jik.v14i2.136
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Drajat Prawiranegara

Abstract: Salah satu faktor yang mempengaruhi kematian perinatal adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).  Angka BBLR di Provinsi Banten yaitu 9,7-10% dan menduduki peringkat ke-15 di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia kehamilan, paritas dan preeklampsia dengan kejadian BBLR di ruang perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Drajat Prawiranegara. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Analisis data bivariat menggunakan chi square dan multivariat … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hal tersebut juga menjadi penyebab yang memungkinkan terjadinya bayi 20 kali meninggal diusia bayi. Bayi dengan kondisi BBLR biasanya merupakan bayi yang dimasa kehamilannya hanya beruskuria <37 minggu (Khotimah & Sasmita, 2020). Rata-rata, bayi yang terlahir dengan kondisi berat badan kurang, mengalami proses hidup dengan masa depan yang kurang baik, hal ini disebabkan karena bayi tersebut mengalami masa tumbuh kembang yang lambat, dan beresiko tinggi meninggal pada usia balita, bahkan di awal kelahiran (Sitorus et al, 2022) Menurut Word Health Organization (WHO), kejadian BBLR dialami penduduk dunia pertahunnya 15,5% bayi lahir dalam kondisi berat badan kurang, dan semakin tinggi di beberapa Negara berkembang yaitu 95,6% dari 20 juta bayi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal tersebut juga menjadi penyebab yang memungkinkan terjadinya bayi 20 kali meninggal diusia bayi. Bayi dengan kondisi BBLR biasanya merupakan bayi yang dimasa kehamilannya hanya beruskuria <37 minggu (Khotimah & Sasmita, 2020). Rata-rata, bayi yang terlahir dengan kondisi berat badan kurang, mengalami proses hidup dengan masa depan yang kurang baik, hal ini disebabkan karena bayi tersebut mengalami masa tumbuh kembang yang lambat, dan beresiko tinggi meninggal pada usia balita, bahkan di awal kelahiran (Sitorus et al, 2022) Menurut Word Health Organization (WHO), kejadian BBLR dialami penduduk dunia pertahunnya 15,5% bayi lahir dalam kondisi berat badan kurang, dan semakin tinggi di beberapa Negara berkembang yaitu 95,6% dari 20 juta bayi.…”
Section: Pendahuluanunclassified