British Idealism 2020
DOI: 10.4324/9780429020223-7
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Feeling, emotion and imagination: in defence of Collingwood’s expression theory of art

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Posisi teori ekspresi Croce-Collingwood yang sering dianggap tidak mampu untuk menangkap esensi seni dalam satu konsep teoritis, berusaha dipertahankan kembali melalui investigasi posisi ekspresi yang berbeda dan lebih luas: melalui penempatan ekspresi sebagai bagian dari fakultas imajinasi dan emosi sebagai fenomena dari perasaan atas pengalaman (Wiltsher, 2017), ataupun rekontekstualisasi teori ekspresi melalui kacamata fungsi seni sosial seni (Kobayashi, 2009). Analisa ulang atas pemikiran estetika Bell-Fry, yang sebelumnya banyak dikritik oleh pemikir post-modern melalui kacamata kritik linguistik, juga membawa relevansi baru pada teori formalisme sebagai tolak ukur seni.…”
Section: State Of the Artunclassified
“…Posisi teori ekspresi Croce-Collingwood yang sering dianggap tidak mampu untuk menangkap esensi seni dalam satu konsep teoritis, berusaha dipertahankan kembali melalui investigasi posisi ekspresi yang berbeda dan lebih luas: melalui penempatan ekspresi sebagai bagian dari fakultas imajinasi dan emosi sebagai fenomena dari perasaan atas pengalaman (Wiltsher, 2017), ataupun rekontekstualisasi teori ekspresi melalui kacamata fungsi seni sosial seni (Kobayashi, 2009). Analisa ulang atas pemikiran estetika Bell-Fry, yang sebelumnya banyak dikritik oleh pemikir post-modern melalui kacamata kritik linguistik, juga membawa relevansi baru pada teori formalisme sebagai tolak ukur seni.…”
Section: State Of the Artunclassified