Fenomena Integrasi Ilmu di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri: Analisis Terhadap Konsep Unity of Sciences di UIN Walisongo Semarang

Abstract

The purpose of this study is to describe the historicity Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan secara sederhana tentang historisitas gagasan besar gerakan islamisasi ilmu pengetahuan, dan menjelaskan upaya realisasi gagasan islamisasi ilmu pengetahuan dalam ranah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), khususnya analisis terhadap konsep unity of sciences di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa gagasan islamisasi ilmu pengetahuan dalam konteks ke-Indonesian ditranformasi dalam ranah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang menjadi sentral perkembangan ilmu keislaman dengan harapan dapat mempercepat cita-cita islamisasi ilmu pengetahuan di Indonesia. Perubahan ini memberikan konsekuensi bagi setiap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam baik Negeri maupun Swasta khususnya UIN Walisongo Semarang, dalam rangka untuk mengembangkan paradigma filosofis dari integrasi ilmu yang dikembangkan. Hal ini melahirkan berbagai paradigma yang pada akhirnya dapat memperkaya strategi pencapaian Wahdah al-Ulum (Unity of Sciences) di UIN Walisongo Semarang melalui Panca Kamil-nya, yaitu berbudi pekerti luhur, berwawasan kesatuan ilmu pengetahuan, berprestasi dalam akademik, berkarir secara profesional dan berkhidmah kepada masyarakat. HIKMATUNA Volume 4 Number 1 2018 PENDAHULUAN Sejak kemunculannya sampai sekarang ini, Islam telah melalui sejarah panjang yakni lebih dari empat belas abad. Sejarah panjang itu, Islam memiliki sejarah pertemuannya dengan Barat. Pertemuan antara Islam dengan Barat yang telah berlangsung berabad-abad berlanjut sampai sekarang itu penuh rivalitas, bahkan konfliks. Secara historis kebudayaan Barat berkembang lebih dahulu baru disusul oleh munculnya Islam. Perjalanan berikutnya, Islam yang baru lahir berkembang lebih cepat, bahkan sampai meruntuhkan Romawi dan Persi yang Berjaya sebelumnya. Runtuhnya kerajaan Islam Spanyol merupakan momentum dimulainya babak rivalitas baru, yang kemudian disusul era imperalisme-kolonialisme dunia Barat atas dunia Islam. Era era imperalisme-kolonialisme ini berjalan hampir empat atau lima abad merupakan simbol kemenangan Barat atas Islam sebagai komunitas sosialpolitik. 1Hegemoni Barat atas dunia Islam pada era imperalisme-kolonialisme masih sangat dirasakan dampaknya hingga zaman modern sekarang. Dunia Islam seakan belum beranjak dari keterpurukannya dalam berbagai bidang. Islam seakan berada pada anak tangga terbawah dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Kekalahan dan penghinaan yang dialami umat muslim tidak ada bandingnnya. Negara pendatang melakukan penjajahan dan eksplotasi terhadap umat Islam. Islam disetereotip oleh media massa global sebagai bangsa yang tidak beradab, teroris, fanatik, dan miskin. 2 Ketertinggalan tersebut menyebabkan umat Islam jauh dari perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Hal semacam ini membuat sebagian umat Islam mearsa kagum dengan pearadaban barat dan mencoba melakukan reformasi dengan westernisasi. 3...

Systematic Literature Review: Transformation of Islamic Higher Education Institutions (Examination of Ontology, Epistemology, and Axiology)

“…The Islamization of knowledge also motivates Islamic higher education institutions to transform themselves as a manifestation of the dynamism of Islamic scholarship in Indonesia. This transformation has consequences for both State and private Islamic higher education institutions in the development and strengthening of the philosophical paradigm of knowledge integration (Adinugraha, Hidayanti, and Riyadi 2018).…”

Paradigm of integration-interconnection: M. Amin Abdullah and Mehdi Golshani's perspective

“…With various thoughts related to integration-interconnection, M. Amin Abdullah designed an idea of his views related to the integrationinterconnection at UIN Sunan Kalijaga through a triangular dialect of the relationship between general science and religious science which includes first, namely the text tradition, the second critical ethical tradition, and the third scientific academic tradition. Hendri Hermawan Adinugraha et al, mentioned that he made UIN Sunan Kalijaga known for its concept of scientific integration (Adinugraha et al, 2018). Furthermore, related to interconnection is proposed because of a criticism of the integration between the two sciences.…”

Strategi Harmonisasi Ilmu Modern dan Ilmu Agama di Lingkungan Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

“…(Kuntowijoyo, 2013) (Sholehuddin et al, 2021). Misalnya, konsep dialog antara ilmu-ilmu kauniyah dan ilmu-ilmu agama dalam suatu sistem yang padu dan harmonis merupakan bagian dari paradigma kesatuan ilmu di UIN Walisongo (Adinugraha, Hidayanti, & Riyadi, 2018). Harmonisasi agama dan sains merupakan suatu yang wajib untuk diimplementasikan dalam kehidupan ini.…”

“…Langkah terakhir ialah penyelarasan kembali ajaran luhur bangsa dilakukan melalui harmonisasi kearifan lokal. Segala upaya dilakukan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya lokal dan kemajuannya dalam rangka peningkatan karakter bangsa sebagai bagian dari strategi harmonisasi kearifan lokal (Adinugraha et al, 2018)…”