2013
DOI: 10.21512/humaniora.v4i1.3428
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Fenomena Mal bagi Masyarakat Urban di Jakarta

Abstract: Mall building is a place where urban communities come together with their specific interest. People go to the mall with their independent needs without any emotional bonding between each other. As a public space, mall is trying to meet the needs of urban communities especially as an entertaining space for the visitors. Go to the mall has become a way of life in urban society, as a destination for the whole family. While on the other hand the existence of many mall building are the traits of sick city, because … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2013
2013
2013
2013

Publication Types

Select...
1

Relationship

1
0

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Mal menjadi one-stop shopping yang memenuhi kebutuhan bapak yang ingin melengkapi koleksi dari hobinya, ibu yang ingin mencari sepatu dengan potongan harga khusus, dan anak yang bermain virtual games di arena permainan. Bahkan sering dijumpai kereta dorong (stroller) yang terisi penuh dengan kantong belanjaan sementara si adik sudah tertidur pulas dalam gendongan baby sitter (Nediari, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Mal menjadi one-stop shopping yang memenuhi kebutuhan bapak yang ingin melengkapi koleksi dari hobinya, ibu yang ingin mencari sepatu dengan potongan harga khusus, dan anak yang bermain virtual games di arena permainan. Bahkan sering dijumpai kereta dorong (stroller) yang terisi penuh dengan kantong belanjaan sementara si adik sudah tertidur pulas dalam gendongan baby sitter (Nediari, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban Land Institute, 1997). Menurut Rubinstein dalam Nediari (2013), mal merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-elemen: anchor (magnet), secondary anchor (magnet sekunder) yang terdiri atas retail store, supermarket, superstore, dan bioskop. Kemudian street mall (berupa pedestrian yang menghubungkan antar-anchor dan landscaping (pertamanan).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified