Penggunaan pupuk hayati kini semakin meningkat seiring peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup yang ramah lingkungan. Penggunaan pupuk hayati diketahui dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya menekan biaya produksi karena manfaatnya yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, lebih mudah diserap oleh tanaman, dan lebih ramah lingkungan. Salah satu bahan dasar pupuk hayati yang banyak digunakan adalah fungi, termasuk fungi endofit. Pada penelitian ini, dibuat pupuk hayati dengan menggunakan bahan dasar fungi endofit Penicillium citrinum isolat P3.10 yang diperoleh dari daun tanaman rawa gambut. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui: (a) bahan pembawa yang efektif untuk pupuk hayati berbahan dasar fungi endofit P. citrinum dan (b) masa simpan dari pupuk hayati yang dibuat. Untuk formulasi pupuk, tiga bahan pembawa (carrier) diuji untuk mengetahui bahan terbaik sebagai pembawa pupuk hayati. Selanjutnya, lama penyimpanan diuji untuk mengetahui apakah lama penyimpanan berpengaruh terhadap viabilitas pupuk hayati. Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor digunakan dalam penelitian ini dengan faktor pertama adalah jenis bahan pembawa/carrier (dedak, serbuk kayu, dan gambut), dan faktor kedua adalah lama penyimpanan (14, 28, 42, 56, dan 70 hari). Hasil penelitian serta perbandingan dengan standar pupuk hayati (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/19/2011) menunjukkan dari ketiga bahan pembawa yang diujikan (dedak, serbuk kayu, dan gambut), bahan pembawa gambut menunjukkan performa yang terbaik C/N rasio dan kemampuan mempertahankan viabilitas koloni), dibandingkan bahan lain dengan lama simpan yang disarankan adalah maksimal 28 hari dengan jumlah fungi yang viable adalah 5,62 x 10 5 cfu/gram. Kata kunci: formulasi, biofertilizer, fungi endofit, gambut, penyimpanan